Mohon tunggu...
muhammad falikh
muhammad falikh Mohon Tunggu... -

Pemalas yang berusaha melawan kemalasan, Tapi susah banget ya?... masih bergulat ma diktat al-azhar cairo univ.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keteladanan

29 November 2009   22:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“saya sering menghadiri acara manaqiban di baca dengan bacaan cepat dan kadang dengan pembacaan yang merdu dan yang lainnya mendengarkan tapi kebanyakan dengan mata berat terkantuk-kantuk karena kecapean mencangkul di sawah” sebagian hadirin tertawa.

“saya perhatikan manaqib mulai di syakralkan oleh masyarakat, karena seharusnya kita dapat mencontoh perilaku tokoh yang dibaca, tetapi ironisnya banyak dari kita yang tidak paham dengan isi manaqib”

“kalau kita membaca al-quran walaupum tidak paham tetap mendapat pahala tetapi kalau membaca manaqib kalau kita tidak paham akan isinya apa yang kita dapat?...”tiba-tiba hadirin kembali riuh dan agak lebih rame dari yang pertama.

“punten kyai, mohon kiranya kyai menjelaskan lebih detail lagi supaya jangan sampai terjadi perselisihan pada orang-orang awwan seperti kami ini…”tanya mang surip menyela Kyai Dulhalim

“nggih kyai, kan manaqib niki saking Waliyullah Syekh Abdul Qodir al-Jailani ing kang katah karomahe”[7]tanya ustadz arifin

“apakah Kyai sudah tidak percaya kepada karomahnya Syekh Abdl Qodir Jailani?” sahut Mang Karna menimpali

Kyai dulhalim terdiam sesaat, kemudian kembali tersenyum sambil memandangi hadirin satu persatu, sejurus kemudian beliau melanjutkan.

“memang betul syekh abdul qodir itu Waliyullah”

“memang betul banyak karomahnya syekh abdul qodir itu”

“akan tetapi…”

“sekarang itu membaca manaqib sudah dalam taraf mengkhawatirkan, yaitu banyak yang membaca manaqib tetapi tidak paham isinya, kedua banyak yang memahami kalau membaca manaqib itu membawa berkah walaupun tidak paham isinya, ketiga merasa kalau membaca manaqib itu adalah ibadah seperti halnya membaca al-quran dan sholawat nabi saw ini adalah keliru dan perlu di luruskan” orang-orang masih terdiam walaupun dalam benak mereka berkecamuk berbagai pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun