Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

juga suka dagang sambil nunggu warung diisi catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Mengganti Kebijakan Kurikulum Pak Menteri Dikdasmen

21 Oktober 2024   14:37 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar menggunakan teknologi via Imagine by Falah Yu

Di Indonesia, perubahan kurikulum sering menjadi isu hangat yang diperbincangkan setiap kali terjadi pergantian menteri Pendidikan, sering terdengar ungkapan "ganti menteri, ganti kurikulum,". Hal ini ada benarnya, fenomena ini mencerminkan dinamika yang ada dalam sistem pendidikan nasional, dimana kebijakan pendidikan sering kali dipengaruhi oleh visi dan misi pemimpin baru. Tetapi perubahan ini juga mencerminkan upaya untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan zaman dan tantangan global yang terus berkembang. Menurut Kemendikbud (2020), sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa penggantian menteri sering kali diikuti oleh perubahan substansial dalam kurikulum, baik dalam hal struktur, isi, maupun pendekatan pembelajaran.

Dalam dua dasawarsa terakhir, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum yang signifikan, seperti Kurikulum 2004, Kurikulum 2013, dan yang terbaru, Kurikulum Merdeka Belajar. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dan keberlanjutan pendidikan di Indonesia. Rachmawati dan Nugroho (2017) mencatat bahwa perubahan yang terlalu sering dapat menyebabkan kebingungan di kalangan guru dan siswa, serta mengganggu proses pembelajaran yang seharusnya terencana dengan baik.

Di Finlandia, kurikulum pendidikan tidak sering berubah, dan hal ini berkontribusi pada kualitas pendidikan yang tinggi dan hasil belajar siswa yang memuaskan (OECD, 2021). Jadi perlu dipertimbangkan apakah perubahan kurikulum harus selalu dilakukan setiap kali ada pergantian menteri, atau apakah lebih baik untuk memiliki pendekatan yang lebih konsisten dan berkelanjutan.

Arti Penting Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan yang mencakup semua pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa di sekolah. Menurut Tilaar (2006), kurikulum tidak hanya sekadar daftar mata pelajaran, tetapi juga mencakup tujuan pendidikan, metode pengajaran, serta evaluasi hasil belajar.

Kurikulum dapat dipandang sebagai peta jalan bagi siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang perlu dikuasai oleh siswa selama proses pembelajaran. 

Kemendikbud (2022) menjelaskan bahwa kurikulum yang baik harus mampu menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat, serta memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.

Dalam praktiknya, kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali terjebak dalam rutinitas yang kaku dan tidak fleksibel. Banyak sekolah yang masih mengikuti pola pengajaran tradisional yang berfokus pada penghafalan, tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Menurut Wiyono (2020), hanya sekitar 30% siswa di tingkat dasar yang mencapai standar kompetensi yang diharapkan dalam ujian nasional. Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara kurikulum yang diterapkan dan kebutuhan siswa di lapangan.

Sejarah Kurikulum di Indonesia

Menurut Kompas.com (2023), kurikulum pertama yang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum yang diwariskan dari penjajahan Belanda, yang lebih fokus pada pendidikan elit. Setelah kemerdekaan, Indonesia mulai mengembangkan kurikulum yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kebutuhan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun