Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

juga suka dagang sambil nunggu warung diisi catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Mengganti Kebijakan Kurikulum Pak Menteri Dikdasmen

21 Oktober 2024   14:37 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:51 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar menggunakan teknologi via Imagine by Falah Yu

Kurikulum 1968 menjadi titik awal perubahan, di mana pendidikan diarahkan untuk membentuk karakter bangsa. Namun, perubahan yang signifikan terjadi pada tahun 2004 dengan diperkenalkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menekankan pada penguasaan kompetensi tertentu. Kurikulum 2013 yang diimplementasikan pada tahun 2013 membawa perubahan lebih lanjut dengan penekanan pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Kurikulum Merdeka Belajar yang diperkenalkan pada tahun 2020 merupakan upaya untuk memberikan fleksibilitas lebih dalam pembelajaran. Dengan memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri, diharapkan dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan lokal. Namun, implementasi kurikulum ini masih memerlukan evaluasi dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan.

Kapan Sebaiknya Ganti Kurikulum

Perubahan kurikulum merupakan hal yang wajar dalam dunia pendidikan, namun pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat untuk melakukan perubahan tersebut. Di banyak negara maju, perubahan kurikulum dilakukan berdasarkan evaluasi yang mendalam terhadap hasil belajar siswa dan kebutuhan masyarakat. 

Menurut OECD (2018), negara-negara yang berhasil dalam pendidikan cenderung melakukan perubahan kurikulum secara bertahap dan terencana, bukan berdasarkan pergantian pemimpin.

Di Finlandia, tidak sering mengganti kurikulum. Mereka melakukan evaluasi menyeluruh setiap 10 tahun untuk menentukan apakah kurikulum yang ada masih relevan. Hal ini memungkinkan mereka untuk membuat penyesuaian yang diperlukan tanpa mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung (OECD, 2021).

Di Singapura, perubahan kurikulum juga dilakukan dengan pendekatan yang serupa. Mereka menerapkan sistem yang berbasis pada umpan balik dari guru dan siswa, serta hasil tes internasional. Dengan cara ini, mereka dapat memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Hasilnya, Singapura berhasil meraih peringkat tinggi dalam berbagai evaluasi pendidikan internasional.

Di Indonesia, penting untuk melakukan evaluasi yang komprehensif sebelum memutuskan untuk mengganti kurikulum. Data dan statistik yang akurat harus menjadi dasar pengambilan keputusan, bukan hanya berdasarkan opini atau tekanan dari pihak tertentu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan benar-benar membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan.

Kurikulum di Negara Maju

Di Finlandia, kurikulum dirancang untuk memberikan kebebasan kepada guru dalam menentukan metode pengajaran, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Menurut Rachmawati dan Nugroho (2017), pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan dan relevan.

Di Singapura, kurikulum dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global. Mereka mengintegrasikan teknologi dan keterampilan abad ke-21 ke dalam kurikulum, sehingga siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata. Singapura juga menerapkan sistem evaluasi yang ketat untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan selalu relevan dan berkualitas (OECD, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun