Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

juga suka dagang sambil nunggu warung diisi catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Benarkah Media Sosial Pemicu Doom Spending Ibu Rumah Tangga?

19 Oktober 2024   14:17 Diperbarui: 19 Oktober 2024   14:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Ibu Pulang Belanja via Imagine AI bay FalahYu 

Dengan memahami konsekuensi dari pengeluaran yang tidak terencana, diharapkan mereka dapat lebih bijak dalam mengelola anggaran dan membuat keputusan belanja yang lebih rasional. Hal ini tidak hanya akan membantu menjaga stabilitas keuangan keluarga, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Apa Strategi Mengatasi Doom Spending?

Mengatasi doom spending memerlukan pendekatan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai strategi. Langkah-langkah yang dapat diambil oleh ibu rumah tangga adalah :

1. Membuat anggaran belanja yang jelas. Menurut penelitian oleh Kementerian Keuangan (2022), keluarga yang memiliki anggaran belanja cenderung lebih disiplin dalam mengelola pengeluaran mereka. Dengan menetapkan batasan pada kategori pengeluaran tertentu, ibu rumah tangga dapat menghindari pembelian impulsif yang tidak perlu.

2. Meningkatkan kesadaran perilaku belanja. Ibu rumah tangga perlu merenungkan alasan di balik keputusan belanja mereka. Apakah mereka membeli barang karena kebutuhan atau hanya karena terpengaruh oleh media sosial? Sebuah studi oleh Universitas Gadjah Mada (2023) menunjukkan bahwa seseorang yang lebih sadar akan motivasi belanja mereka cenderung menghindari perilaku doom spending. Dengan memahami pemicu emosional dan situasional, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana.

Menerapkan prinsip "30-Day Rule" juga dapat menjadi strategi yang efektif. Prinsip ini menyarankan agar seseorang menunggu selama 30 hari sebelum melakukan pembelian besar. Jika setelah 30 hari mereka masih merasa perlu untuk membeli barang tersebut, maka mereka dapat melanjutkan pembelian. Penelitian oleh Consumer Reports (2022) menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak melanjutkan pembelian setelah menunggu, yang menunjukkan bahwa waktu dapat membantu meredakan impuls belanja.

Mencari alternatif untuk mengatasi stres dan kecemasan tanpa harus berbelanja. Aktivitas seperti berolahraga, berkumpul dengan teman, atau melakukan hobi dapat menjadi cara yang lebih sehat untuk meredakan tekanan. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (2023), seseorang yang terlibat dalam aktivitas fisik memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berbelanja impulsif.

3. Membicarkan bersama pengelolaan keuangan. Dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam diskusi tentang anggaran dan pengeluaran, ibu rumah tangga dapat menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Sebuah studi oleh Lembaga Penelitian Ekonomi (2023) menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki komunikasi yang baik tentang keuangan cenderung lebih stabil secara finansial.

Apa Kesimpulan Semua Ini?

Kesimpulannya bahwa media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku doom spending ibu rumah tangga. Melalui iklan yang ditargetkan, influencer marketing, dan interaksi di komunitas online, media sosial mendorong pengeluaran yang tidak terencana dan berlebihan. Dampak dari perilaku ini tidak hanya dirasakan secara seseorang, tetapi juga dapat mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga secara keseluruhan.

Untuk mengatasi masalah doom spending, ibu rumah tangga dapat menerapkan strategi yang efektif, seperti membuat anggaran, meningkatkan kesadaran tentang perilaku belanja, dan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam pengelolaan keuangan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan ibu rumah tangga dapat menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan menjaga kesehatan finansial keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun