Selain memotivasi pentingnya menggalakkan kajian, mengasah kritisisme yang konstrtuktif, beliau bercerita tentang kegiatan PCI-NU Tunisia yang saat ini sedang digemblengnya terutama menghidupkan kultur keilmuan, Gus Dubes juga menyemangati agar melanjutkan studi S2 ke Tunisia dan S3 ke Barat untuk menghilangkan dikotomisasi antara alumni Timur & Barat, sehingga dapat mengimbangi mereka dan tidak diremehkan alumni Barat.
"Kemarin ketika Lutfi Syaukani nulis 'Majlis Ta'lim', saya cuma komen, 'halo bro, apa kabar?', langsung diam gak berkutik". Disambut tawa audiens. Hehe...
Gus Dubes kembali menekankan agar kawan-kawan NU banyak membaca dan rajin kuliah, datang pertama saat kajian dan kuliah di kampus. Agar mengasah kebiasaan tulis menulis, sehingga siap pakai ketika pulang ke tanah air. Selain itu, Gus Dubes juga cerita bagaimana dia memulai pembersihan makam Al-'Allamah Al-Mufassir Tunisia Thahir bin 'Asyur bersama PCI-NU Tunisia, dan mendorong mahasiswa Tunisia mendirikan komunitas _'Asyurian_ untuk menghidupkan pemikiran dan metodologi Syaikh Thahir bin 'Asyur dalam bidang tafsir dan Maqasid Syariah.
"Ambil jika ada yang baik dari saya, dan apabila ada yang buruk buang ke tong sampah. Ro`yi Khoto` Yahtamilus Showab, Wa Ro`yuka Al-Showab Yahtamilul-Khoto`, demikian kata Imam Syafii", pungkasnya menutup perbincangan sore itu di Aula KAHHA PCI-NU Mesir. Â Â
(4)
Bagi kami, kunjungan Gus Dubes ZM ke Mesir ini sekaligus memberikan pesan hubungannya yang sangat kuat dengan Al-Azhar Al-Syarif, tempat dirinya ditempa selama 5 tahun di Kairo, dan sejumlah wadah paguyubannya dulu. Gus Dubes juga mengagumi pemikiran Grand Syaikh Al-Azhar, Syaikh Ahmad Al-Thayeb bahkan memotivasi kawan-kawan untuk membuat semacam komunitas 'Thayyibian' sebagai ruang pelestarian buah pemikiran progresif GSA. Syaikh Ahmed Thayeb yang banyak berkontribusi untuk dunia Islam dan kemanusiaan global.
Wal-Akhir, Man Lam Yasykurinnas Lam Yaskurillah, saya ucapkan terima kasih Gus Dubes, sudah menengok kami jamaah 'Majlis Taklim' Al-Azhar, semoga senantiasa dimudahkan dalam mengemban amanah.
Â
Alhamdulillah, Gus Dubes sedang dan inshaAllah akan terus memberikan kontribusi nyata khususnya bagi Al-Azhar, salah satunya melalui karya: Al-Azhar; Menara Ilmu, Reformasi & Kiblat Keulamaan (2010). Ini cukup menjawab dedikasinya kepada almamater Al-Azhar Al-Syarif sebagai pusat sumber keilmuan Islam yang tidak akan ada habisnya, yang dari sini lahir generasi ulama & umara di pentas nasional; sebut saja tokoh-tokoh lainnya semisal: (alm.) Gus Dur, (alm.) Prof. Huzaemah T. Yanggo, Gus Mus, (alm.) Kiai Syukri Zarkasyi, Kiai Hasan Abdullah Sahal, Prof. Quraisy Shihab, Dr. Alwi Shihab, TGB. DR. Zainul Majdi, DR. Mustofa Abdurrahman, DR. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, DR. Mukhlis M. Hanafi, DR. Abdul Ghafur Maimoen, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, DR. Afifuddin Dimyathi, DR. UAS, DR. Yunus Masrukhin, DR. Ahmad Ikhwani, serta stok nama-nama alumni lainnya yang sudah berkiprah sesuai kapasitas di bidangnya. Wallahu wa Rosuluhu A'lam bis-Showab.()
Cairo, 9 Mei 2022.
Falahuddin Qudsi
(Presiden PPMI Era Revolusi Mesir 2010-2011)