Mohon tunggu...
Fakhrunnisa CahyaAfifi
Fakhrunnisa CahyaAfifi Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar menulis

Mahasiswa UNS

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Program Inovasi Menanam Sayur Hidroponik Sederhana dengan Media Barang Bekas oleh KKN Covid-19 UNS

18 Juli 2020   17:52 Diperbarui: 18 Juli 2020   17:51 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat harus benar-benar menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak tertular virus Covid-19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan-makanan bergizi, seperti sayur mayur. 

Alih-alih membeli sayuran yang ada di pasaran, masyarakat sebenarnya dapat berinovasi dalam menanam sayuran di rumah secara mandiri. Selain dapat dikonsumsi  oleh keluarga, kegiatan ini juga dapat dijadikan ladang bisnis.

Dalam menanggapi hal ini, salah satu mahasiswa peserta KKN Covid-19 tahap 2 Universitas Sebelas Maret, Fakhrunnisa Cahya Afifi (K1317023) dari Program Studi Pendidikan Matematika dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, membuat inovasi menanam sayuran di rumah dengan sistem hidroponik sumbu (wick) sederhana memanfaatkan barang bekas yang sudah tidak terpakai. 

Kegiatan ini merupakan satu dari tiga program kerja yang dijalankan mahasiswa peserta KKN di RT 01/ RW 04 Kelurahan Proyonanggan Selatan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. 

Tiga program yang dilaksanakan selama KKN ini adalah supporting pemahaman masyarakat mengenai pencegahan penularan Covid-19, Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember), dan Hisase (Hidroponik Sayur Sederhana).

Dokpri
Dokpri
Program kerja Hisase dilakukan untuk memberi bekal kepada masyarakat setempat agar dapat berinovasi dalam menanam sayuran sendiri secara sederhana di rumah. Dalam menjalankan program ini, Fakhrunnisa memanfaatkan barang bekas sebagai media tanam hidroponik seperti kaleng bekas roti, sterofom bekas makanan, dan wakul atau besek yang sudah tidak terpakai. 

Karena bidang ilmu Fakhrunnisa tidak sejalan dengan program KKN yang dilakukan, dia mengaku mempelajari terlebih dahulu cara-cara bercocok tanam sayur hidroponik sederhana yang bersumber pada internet dan YouTube. Setelah dirasa memiliki bekal pengetahuan yang cukup, Fakhrunnisa membeli biji sayuran dan alat-alat yang dibutuhkan melalui toko online. 

Sayuran yang ditanam dalam program ini diantaranya adalah selada, bayam, kangkung, caisim, sawi pagoda, dan pokcoy. Kegiatan diawali dengan pembibitan benih selama 10 hari pada media rockwool, membuat nutrisi AB mix, dan pindah tanam ke instalasi hidroponik.

Adapun perawatan dilakukan setiap hari dengan mengecek kondisi air nutrisi dan menggantinya apabila sudah tidak memenuhi standar. Respon warga RT 01/ RW 04 dalam program ini sangat baik. 

Seringkali Fakhrunnisa menerima pertanyaan dan tanggapan yang beragam dari warga mengenai kegiatan menanam secara hidroponik ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa warga antusias dalam berinovasi dalam bidang pangan mandiri.

Dokpri
Dokpri
Untuk program supporting pemahaman masyarakat terhadap pencegahan penularan Covid-19, Fakhrunnisa menyebarkan informasi mengenai protokol kesehatan serta tips-tips selama pandemi kepada warga RT 01/ RW 04 melalui grup WhatsApp dan mencetaknya dalam bentuk poster yang ditempelkan di tempat-tempat umum. 

Selain membagikan informasi, Fakhrunnisa juga membuat desinfektan sederhana berbahan dasar pembersih lantai dan air. Desinfektan tersebut dibagikan kepada takmir masjid atau musholla di lingkungan sekitar. 

Pemberian desinfektan tersebut diharapkan dapat mengedukasi warga khususnya takmir masjid untuk senantiasa memperhatikan kebersihan tempat umum mengingat warga sekitar masih melakukan ibadah di masjid.

Dokpri
Dokpri
Program terakhir adalah Budikdamber (Budidaya Ikan dalam Ember), yang pada dasarnya memiliki sama dengan Hisase yaitu sebagai sarana mengedukasi warga untuk menciptakan lumbung pangan mandiri. 

Dalam menjalankan kegiatan ini, Fakhrunnisa menyiapkan ember ukuran 80 liter, gelas plastik, arang, bibit kangkung, dan kawat bonsai. Bibit ikan yang dipilih adalah ikan lele jenis Sangkuriang. 

Pemilihan bibit tersebut berdasar saran warga karena dinilai memiliki ketahanan tinggi dan perawatan yang cukup mudah jika dibandingkan dengan ikan jenis lain. Kegiatan ini juga menarik minat masyarakat setempat. Terkadang Fakhrunnisa menerima pertanyaan dari masyarakat melalui WhatsApp maupun yang secara langsung berkunjung untuk melihat di rumahnya.

Dokpri
Dokpri
Fakhrunnisa berharap, dari ketiga program KKN Covid-19 Universitas Sebelas yang telah dijalankannya di RT 01/RW 04 dari 15 Mei 2020 hingga 30 Juni 2020 dapat memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Masyarakat diharapkan mampu memahami dan menerapkan protokol kesehatan selama pandemi guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan memiliki bekal untuk berinovasi dalam menciptakan lumbung pangan mandiri di rumah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun