Prinsip dasar ditemukannya nanoteknologi pada bidang pertanian ialah untuk memaksimalkan produksi maupun hasil dari sebuah tanaman dengan cara meminimalkan penggunaan pupuk konvensional, pestisida maupun kebutuhan lainnya dengan melakukan monitoring langsung keadaan tanah seperti perakaran serta mengaplikasikannya secara langsung pada target agar tidak ada yang terbuang (Yanuar, et.al., 2014).
Bidang Kosmetik
Seiring berkembangnya zaman, antiaging telah banyak dikembangkan dari tanaman herbal karena dinilai memiliki efek samping lebih sedikit daripada produk antiaging dari bahan kimia sintetis. Tanaman herbal saat ini semakin banyak dikembangkan menjadi NDDS (Novel Drug Delivery System) berukuran nano atau biasa disebut dengan nanoherbal, di mana dengan teknologi nanocarrier akan membawa jumlah zat aktif dari tanaman herbal yang optimal ke reseptor sehingga pengobatan lebih efektif dengan meningkatkan ketersediaan hayati dan toksisitas yang lebih sedikit.
Menurut penelitian Hakim et al (2018), menyatakan bahwa sediaan nanoemulsi dari ekstrak virgin olive oil sebagai antiaging efektivitasnya lebih baik bila dibandingkan dengan sediaan emulsi biasa, karena sediaan nano emulsi dapat mempermudah penembusan kelapisan kulit dan absorbs zat aktif menjadi lebih banyak.
Bidang Farmasi
Peran nanoteknologi dalam bidang farmasi salah satunya adalah pengobatan tertarget. Pengobatan tertarget adalah kombinasi antara nanoteknologi dan biologi molekuler yang bertujuan mengarahkan perkembangan formulasi obat menuju nanobioteknologi.
Selain itu, sediaan dari nanoteknologi ini pun menjadi baru seperti proniosom. Proniosom ini adalah suatu vesikel yang terbuat dari surfaktan yang berbentuk serbuk kering maupun liquid kristalin padat yang dapat mencegah senyawa obat polar maupun nonpolar. Proniosomo secara fisik itu stabil selama penyimpanan dan transportasi dalam nanoteknologi. Metode pembuatan proniosom dilakukan dengan SEM (Scanning Elektron Microsopy), metode slurry, metode pelapisan semprotan dan metode pemisahan fase co-aservatif.
Perkembangan Nanoteknologi di Indonesia
Saat ini, sama halnya dengan negara maju lain, Indonesia pun juga mulai melakukan riset-riset tentang Nanoteknologi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa produk yang sudah berhasil dibuat dalam bentuk nanopartikelnya, antara lain Cuprus Oxide (CU2O), Cupric Oxide (CuO), Zinc Oxide (ZnO), Ferric Oxide (Fe2O3), Magnetite/Ferrous-Ferric Oxide (Fe3O4), Ferric Hidroxide (Fe(OH)3), dan masih banyak lagi lainnya.
Mengingat banyaknya manfaat yang akan didapatkan dengan mengembangkan nanoteknologi, dan tentunya dengan adanya jurusan rekayasa nanoteknologi di Universitas Airlangga sebagai satu-satunya program studi berbasis nanoteknologi di Indonesia, Indonesia harus turut mengembangkan nanoteknologi demi kemajuan bangsanya. Karena dengan majunya teknologi di negeri ini, seluruh mutu SDM juga perlahan akan meningkat.
Â
Referensi
https://farmasetika.com/2019/06/07/perkembangan-nanoteknologi-di-indonesia/
https://finance.yahoo.com/news/15-biggest-nanotechnology-companies-world-194851468.html