Mohon tunggu...
Fakhrina Salsabila
Fakhrina Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Minat dalam bidang Foto dan Videography

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jeruk Mancanegara Melancong ke Tanah Sunda

20 Juli 2022   21:16 Diperbarui: 20 Juli 2022   21:41 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di perkebunan ini cukup banyak varian jeruk yang dibudidayakan diantaranya yakni jeruk lemon, jeruk purut, jeruk farel namun sebagian besar ditanami oleh varian jeruk dekopon yang memiliki nama lain Citrus Reticulate Shiranui.

Buah jeruk varian ini jika dilihat dari tampilan fisik sudah dapat jelas dibedakan dengan varian buah jeruk lainnya khususnya jeruk lokal. Tampilan Fisik buah jeruk dekopon ini bisa dikatakan cukup besar, 

bahkan dapat mencapai ukuran 800 gram/buah nya serta memiliki kulit yang cukup tebal, kemudian tekstur dari kulit jeruk dekopon ini sangat terlihat dan daunnya berukuran besar serta lonjong seperti daun jeruk pada umumnya serta cenderung tak memiliki biji sehingga nyaman untuk dikonsumsi langsung, 

karena sebagaimana kita ketahui permasalahan masyarakat umum dalam mengkonsumsi jeruk terdapat pada bijinya, Pembudidayaan jeruk dekopon berdasarkan iklim di desa Kertawangi yang berkisar antara 13-20 jeruk dekopon mampu untuk tumbuh subur dan baik. 

Selain itu Penanaman pohon jeruk dekopon satu dengan yang lain.  Idealnya berjarak 3 m serta kedalaman lubang 50 cm dan dalam pembudidayaannya harus ditunjang dengan pemberian pupuk kendang pada bagian bawah pohon jeruk dekopon dengan maksud dan harapan dapat menghasilkan lebih banyak serta buah yang berkualitas tinggi.

Pembudidayaan jeruk dekopon di kawasan situreret ini memberdayakan masyarakat sekitar dalam penanaman maupun perawatannya, sehingga kawasan ini sangat  berdampak bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar khususnya desa Kertawangi. Selain dari perbedaan segi fisik dengan jeruk lokal lainnya, Jeruk dekopon ini juga terlihat jelas perbedaannya dalam hal harga penjualannya.

Jeruk Dekopon Menduduki harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan jeruk lainnya, Penjualannya pun umumnya di Supermarket dan bukan pada pasar Tradisional hal ini berkaitan pula dengan harga jual dari jeruk dekopon itu sendiri, sehingga persaingan antar jeruk dekopon yang dibudidayakan di Indonesia juga sangat berpengaruh dengan dekopon impor yang juga dijual di supermarket.

Proses pembudidayaan jeruk tersebut, sebagaimana informasi yang didapat melalui wawancara bersama Bapak Yaya, selaku pembudidaya jeruk dekopon, ia mengungkapkan keinginan beliau untuk senantiasa mengembangkan budidaya jeruk dekopon ini serta terus mengenalkan ataupun membranding wisata Situreret,

 agar kedepannya dapat mengkolaborasikan antara kedua hal tersebut. Ia berharap bahwasannya kelak kawasan wisata situreret bisa dikenal oleh khalayak ramai sehingga para pengunjung pun dapat melakukan wisata petik jeruk dekopon sendiri. 

Disisi lain juga diharapkan dengan adanya wisata yang dapat memetik buah jeruk dekopon sendiri dapat memperluas pengenalan varian jeruk dekopon ini ke masyarakat yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun