Ummu Sulaim menjawab, "Aku tidaklah merusaknya. Justru aku mengajar dan mendidiknya."
Ketika sang suami tidak mampu lagi menemukan cara untuk mengeluarkan istrinya dari agama baru ini, ia pun pergi ke Syam. Malik meninggalkan rumah dan mengembara hingga bertemu dengan seorang musuh dan dibunuh.
Ketika mengetahui suaminya terbunuh, Ummu Sulaim sangat bersedih dan berserah diri. Ia berkata, "Aku tidak akan menikah lagi sebelum Anas menyuruhku."
Ummu Sulaim berusaha keras mendidik putranya menurut ajaran Islam hingga tumbuh menjadi remaja yang bisa diandalkan. Dengan malu-malu, Ummu Sulaim membawa sang anak dan mengajaknya untuk menghadap Rasulullah. la tawarkan kepada beliau agar putranya itu diterima untuk menjadi pelayan beliau.
Ummu Sulaim berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki sesuatu yang istimewa."
Rasulullah bertanya, "Apa itu?"
Ummu Sulaim menjawab, "Pembantumu, Anas bin Malik."
Tidak ada yang dilakukan oleh Rasulullah selain menerima dan menyenangkan Ummu Sulaim.
Anas menceritakan, "Rasulullah tidak pernah lupa mendoakanku untuk kebaikan akhirat maupun dunia. Rasulullah berdoa; 'Ya Allah, karuniailah ia harta dan anak, berkahilah ia!'"
Anas berkata, "Aku adalah salah seorang sahabat Anshar yang paling banyak harta dan anak."
Ketika wafat, Anas bin Malik meninggalkan 129 anak.