Telah datang waktu yang tak kutunggu
Benci serta gundah mulai merasuki tubuh pinjaman ini
Tak kuasa menatap situasi genting ini
Hari ini, hari dimana setiap orang tak ingin merayakannya
Aku merayakannya sekarang, dengan rasa terpaksa
Sebagai perpisahan tiga tahun yang telah kita lewati
Ditemani dengan lantunan musik klasik bernuansa seduhan tangis air mata
Juga kawan kawan setia selama tiga tahun lalu
Tetesan air hujan datang menghalang pertemuan ini
Tampak alam ikut menangis bersedu-sedu
Seraya mengucapkan
“Sabar wahai kawan, engkau dapat menemukan pengganti yang lebih baik”
Tak bisakah alam bersenang-senang?
Bisa kah tak ikut campur pada urusanku kali ini?
Air mata ku seraya setuju dengan pendapat alam ini
Tapi aku tak bisa, ini bukan waktunya!
Wahai kawanku!
Aku tak ingin berpisah
Aku tak ingin kita berbeda jalan
Tetap satu perjuangan, satu keluarga dan selalu bersama
Tapi, takdir tetap takdir
Aturan alam telah ditentukan
Tak tahu harus berbuat apa
Melamun dan menerima segala hasil dari tiga tahun ini
Pilihan-Nya selalu yang terbaik
Bagiku, bagimu dan bagi kalian semua
Terima kasih atas bantuan dan kesetiakawanan kalian
Menemaniku hingga detik ini bersama lantunan musik klasik bernuansa kesedihan
Hujan yang disertai badai angin hari ini
Aku merasakan perjalanan sesungguhnya
Berada di situasi yng sangat menyedihkan
Aku sangat membencinya macam orang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H