Mohon tunggu...
Puisi Pilihan

Sebenarnya

20 Maret 2016   09:52 Diperbarui: 20 Maret 2016   10:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melihat sejenak

Hijau nan indah di pelupuk mata

Terbayang di pikiranku

Terbawa hingga mimpi tidurku

Inginnya aku pergi kesana

Melihat apa yang terjadi sebenarnya

Merawat kah?

Atau membuatku menangis melihat tingkah laku mereka?

Menunggu hingga saatnya

Menghitung detikan jam

Mencoret-coret kalender

Demi menatap keindahan dunia yang sesungguhnya

Waktu telah tiba

Ditemani dengan dua kekasih sejati

Berjalan sampai tujuan

“Tak sabar aku melihat dunia ini”

Sampai di tempat yang aku inginkan

Melihat keadaan sangat buruk

Penuh sampah dan kawan-kawannya

Membentuk bukit yang tak pantas untuk dilihat

 

Apa yang sebenarnya mereka perbuat?

Tak sadarkah mereka?

Dimana iman mereka?

Islam? Atau memang tidak punya agama?

Ini lingkungan yang diberi demi kehidupan kita

Hak dan kewajiban yang harus kita jaga

Merawat dengan penuh rasa ikhlas

Untuk kehidupan generasi mendatang

Dunia yang sebenarnya

Tak pantas utuk diabadikan

Buruk, sangat buruk

Tak ada seorang pun yang ingin tinggal di dunia ini

Sadarlah wahai kawan!

Apa yang telah diberikan oleh-Nya

Sangat berguna bagi penduduk bumi ini

Tak ada yang kita perbuat kecuali menjaga dan merawatnya

Marilah kita bersyukur, sahabatku

Atas keindahan lingkungan yang telah diberikan

Kita harus mengabadikannya

Demi anak cucu kita selanjutnya

Generasi muda

Inilah lingkungan yang sudah kita jaga bertahun-tahun

Lingkungan yang sebenarnya

Indah nan menawan di pelupuk mata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun