Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nietzsche, Filosof Godam

18 September 2020   23:45 Diperbarui: 18 September 2020   23:48 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pixabay.com

Dengan nihilisme ini, ia ingin menunjukkan bahwa apa saja yang dulu dianggap bernilai dan bermakna kini sudah mulai memudar, dan menuju keruntuhan.

Sebuah krisis yang kan berlangsung terus-menerus dan tak terelakkan terhadap kebudayaan Eropa.

Tulis Nietzsche "Kebudayaan Eropa kita sedang bergerak menuju suatu malapetaka, dengan tekanan yang tercabik yang meningkat dari tahun ke tahun, dengan gerakan-gerakan penuh kegelisahan, kekerasan dan..."

Nihilisme Nietzsche harus dilihat lebih luas bukan sempit yang merupakan suatu hantaman keras kepada pemahaman keagamaan, moral dan ilmu pengetahuan Barat bahkan ia memproklamirkan "Tuhan sudah mati! Kita telah membunuhnya."

Ujaran Nietzsche ini harus dilihat pada apa yang sedang terjadi di masyarakat ketika Nietzsche hidup. Otoritas keagamaan mencekik erat dan tak beri napas para filosof dan golongan ilmuan yang berbeda pemikiran.

Diam setuju, dibunuh, diasingkan atau melarikan diri jadi pilihan para filosof dan kaum ilmuan supaya tetap bertahan hidup dengan pemikiran yang tak ingin dikekang dan hasil penelitian ilmuan yang bermanfaat untuk masyarakat.

Kegelisahan, kekritisan dan pemberontakan merupakan bahan bakar para filosof terhadap kekusutan cara berpikir, ketimpangan realitas dan kesewenangan otoritas atas nama apapun.

Dan Nietzsche menjadi martir yang dikutuk oleh orang-orang yang anti kegelisahan berpikir, anti kritik dan anti pemberontakan.

Namun, dilain sisi pemikiran nihilisme dan prediksi Nietzsche diakui dengan malu-malu bahwa krisis moralitas sedang terjadi, nilai dan makna kebenaran tergerus materi, dan pemahaman keagamaan menyempit dengan atas nama.

JR

Curup

18 September 2020

[Ditulis untuk Kompasiana.com]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun