Setiap kekuasaan dan peradaban kan mengalami putaran waktu yang berulang-ulang secara tetap dan teratur (siklus) seperti manusia; lahir, tumbuh berkembang, kemunduran dan hancur mati_Ibnu Khaldun_
Ibnu Khaldun lahir di Tunisia pada 27 Mei 1332 Masehi dan wafat 16 Maret 1406 Masehi di Kairo, Mesir.
Di masa hidup, Ibnu Khaldun menguasai banyak ilmu pengetahuan dan disebut filosof.Â
Ibnu Khaldun dikenal sebagai filosof sejarah, ekonomi, politik dan perintis kajian ilmu sosial modern (sosiologi),
Hasil pemikiran dan karya Ibnu Khaldun dalam ilmu sosial, sejarah, filsafat, politik dan ekonomi menghiasi khazanah keilmuan dunia.Â
Namun Barat lebih intens menggeluti dan mengkaji pemikiran Ibnu Khaldun.
Keilmuan Ibnu Khaldun yang beragam diatas muncul sebelum Machiavelli melahirkan buku politik terkenal "Il Principe" di abad ke-15. Filsafat sejarah Hegel di abad ke-17 dan Auguste Comte disebut bapak sosiologi modern dengan filsafat positivisme di abad ke-18.
![Illustrated by Pixabay.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/07/peta-tunisia-5f565724d541df04e842ab82.jpg?t=o&v=770)
Peristiwa sosial, politik, intelektual dan kultural yang terjadi di abad ke-14 penting untuk diketahui karena di masa ini Ibnu Khaldun hidup.Â
Peradaban Islam mengalami kemunduran karena konflik politik yang memperebutkan kekuasaan dalam tubuh umat Isam sendiri. Ini faktor internal.
Kekhalifahan Abbasiyah jatuh ke tangan pasukan Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.Â
Di Andalusia (Spanyol) pihak Kristen menaklukkan Toledo, Cordova, Seville dan bersiap-siap menaklukkan sebagian kecil negeri-negeri di Andalusia Selatan yang masih dikuasai umat Islam. Ini faktor eksternal.
Sedangkan di Afrika Utara, Dinasti Muwahhhidun telah runtuh dan muncul tiga dinasti kecil. Di Tunisia tegak Dinasti Bani Hafis, di Aljazair berdiri Dinasti Bani 'Abd al-Wadd, di Maroko muncul Dinasti Bani Marin.
Kekuasaan muslim Arab runtuh sehingga banyak terbentuk dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat, Dinasti al-Muwwahidun.Â
Politik menjadi magnet yang timbulkan pertentangan, tipu-menipu, memecah belah, kericuhan meluas dan orang-orang rakus meraih kekuasaan.
Singkatnya, Afrika Utara tanah tempat Ibnu Khaldun lahir dan besar di abad ke-14 Masehi terjadi kekacauan politik yang berimbas kepada sosial, intelektual dan kultural.
Kondisi intelektual dan kultural di Abad Pertengahan (abad ke-14 M) membuat peradaban Islam mundur karena berpikir taklid dan menutup berpikir ijtihad, penelitian sains melemah dan diabaikan, filsafat dijauhi karena dianggap merusak akidah.
Meski peradaban Islam mengalami kemuduran, Ibnu Khaldun justru tampil sebagai ilmuan muslim hebat. Seperti pepatah "Emas tetaplah emas meski berada di kubangan lumpur."
Illustrated by Banglaboipora.blogspot.com/
Corak Keilmuan Ibnu Khaldun
Corak keilmuan Ibnu Khaldun yaitu bersumber dari al-Qur'an dan Hadis yang dipadukan dengan analisis akal, pengalaman hidup dan penelitian (rasional-empiris).
Ibnu Khaldun pernah belajar ilmu bahasa, ilmu hadis, fikih, filsafat, logika, kalam, ilmu alam, matematika, astronomi, ekonomi, sejarah, politik, puisi, retorika, filologi.Â
Sehingga Ibnu Khaldun dianggap ilmuan ensiklopedis, yang menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan itu.
Artinya, peristiwa sejarah, sosial, politik dan ekonomi dirujuk kepada al-Qur'an dan Hadis kemudian dianalisis dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Ibnu Khaldun serta pengalaman pernah berkecimpung lama di dunia politik sehingga melahirkan corak keilmuan rasional-empiris.
Sebab Ibnu Khaldun pernah menjadi sekretaris resmi sultan, hakim, perdana menteri, guru besar universitas, juru runding dengan Timur Lenk.
![Illustrated by Saidhannaf.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/07/muqaddimah-png-5f5655c65218a064bf045ce2.png?t=o&v=770)
Corak berpikir rasional-empiris itu membuat Ibnu Khaldun melahirkan karya-karya besar dalam bentuk buku berjudul, al-Muqaddimah, al-'Ibar dan al-Ta'rif
Buku al-Muqaddimah mengkaji tentang peristiwa sosial, perkembangan politik, atau jatuh bangunnya suatu kerajaan. Ibnu Khaldun menyamakan jatuh bangun suatu kerajaan atau peradaban seperti hidup manusia yang lahir, tumbuh, mundur dan mati.
Buku al-'Ibar mengkaji tentang rangkaian perenungan sejarah dengan tujuan untuk dipahami, dan kemudian pengetahuan sejarah yang direnungi dan diamati itu dijadikan pedoman untuk bertindak.
Buku al-Ta'rif merekam kisah perjalanan hidup yang Ibnu Khladun tulis sendiri. Sebuah autobiografi yang menguraikan peristiwa hidup yang dialami, kasidah-kasidah (puisi Arab) yang dibuat, surat-surat yang dikirimkan kepada tokoh penting atau balasan dari tokoh itu.
Ibnu Khaldun membuktikan bahwa kemunduran politik tidak mempengaruhi jalan kebebasan berfikir seseorang dan kebesaran keintelektualan yang bersumber dari agama dianut yang berpadu dengan analisa akal, pengalaman hidup dan penelitian (rasional-empiris).
JR
Curup
7.09.2020
[Ditulis untuk Kompasiana.com]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI