Kekhalifahan Abbasiyah jatuh ke tangan pasukan Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.Â
Di Andalusia (Spanyol) pihak Kristen menaklukkan Toledo, Cordova, Seville dan bersiap-siap menaklukkan sebagian kecil negeri-negeri di Andalusia Selatan yang masih dikuasai umat Islam. Ini faktor eksternal.
Sedangkan di Afrika Utara, Dinasti Muwahhhidun telah runtuh dan muncul tiga dinasti kecil. Di Tunisia tegak Dinasti Bani Hafis, di Aljazair berdiri Dinasti Bani 'Abd al-Wadd, di Maroko muncul Dinasti Bani Marin.
Kekuasaan muslim Arab runtuh sehingga banyak terbentuk dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat, Dinasti al-Muwwahidun.Â
Politik menjadi magnet yang timbulkan pertentangan, tipu-menipu, memecah belah, kericuhan meluas dan orang-orang rakus meraih kekuasaan.
Singkatnya, Afrika Utara tanah tempat Ibnu Khaldun lahir dan besar di abad ke-14 Masehi terjadi kekacauan politik yang berimbas kepada sosial, intelektual dan kultural.
Kondisi intelektual dan kultural di Abad Pertengahan (abad ke-14 M) membuat peradaban Islam mundur karena berpikir taklid dan menutup berpikir ijtihad, penelitian sains melemah dan diabaikan, filsafat dijauhi karena dianggap merusak akidah.
Meski peradaban Islam mengalami kemuduran, Ibnu Khaldun justru tampil sebagai ilmuan muslim hebat. Seperti pepatah "Emas tetaplah emas meski berada di kubangan lumpur."
Illustrated by Banglaboipora.blogspot.com/
Corak Keilmuan Ibnu Khaldun
Corak keilmuan Ibnu Khaldun yaitu bersumber dari al-Qur'an dan Hadis yang dipadukan dengan analisis akal, pengalaman hidup dan penelitian (rasional-empiris).