Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teroka Puisi Sapardi di Hari Puisi Indonesia

29 Juli 2020   00:29 Diperbarui: 29 Juli 2020   00:49 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pixabay.com

Pembuka Kata

Pertama. Tulisan ini tidak bermaksud mengecilkan peran Sapardi Djoko Damono yang hanya melihatnya sebatas pemuisi. Sapardi Djoko Damono tetaplah sastrawan dalam artian luas.

Sapardi Djoko Damono dikenal juga sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra dan pakar sastra.

Sastrawan dalam artian luas yaitu jika boleh menafsir tulisan Farid Gaban bahwa "Sastra (novel, cerpen, puisi) kita baca bukan karena susunan katanya yang indah melainkan karena mengusung nilai-nilai kemanusiaan"

Nilai-nilai kemanusiaan itu kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan. Kesastrawanan Sapard Djoko Damono-sependek tahu saya-merangkum lima nilai-nilai kemanusiaan itu.

Kedua. Tulisan ini merayakan hari puisi Indonesia sekaligus mengenang Sapardi Djoko Damono di pengujung bulan Juli. Mau buat puisi tentang Sapardi Djoko Damono, saya tidak memiliki kemahiran itu.

Kesastraan Indonesia akan tetap ada dan berjalan dengan Sapardi Djoko Damono tiada tapi ia meninggalkan lubang yang pun jika ada yang coba menggantikan tapi tak kan sama.

Patutlah kita mengenang jasa-jasa kesastraan Sapardi Djoko Damono yang berkontribusi bagi kemajuan sastra Indonesia di gelanggang sastra nasional dan internasional dengan berbagai penghargaan yang ia terima.

Raga bisa berpisah dari nyawa, tubuh dapat hancur dimakan tanah tapi karya-karya kebaikan yang dibuat semasa hidup oleh seseorang selalu abadi di hati orang-orang.     

Gambar diambil dari tribunnews.com
Gambar diambil dari tribunnews.com
Hari Kelabu Puisi Indonesia

Hari puisi Indonesia yang diperingati pada tanggal 26 Juli 2000 kali ini kelabu mendung menggayuti bersamaan dengan wafat Sapardi Djoko Damono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun