Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Socrates, Filosof Lalat Beracun dari Athena

24 Juli 2020   15:04 Diperbarui: 24 Juli 2020   15:07 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Murid-murid Socrates menjadi lebih terbuka pemikiran, berani berdebat dan mempertanyakan apa saja. Kekritisan anak-anak muda ini menggoncangkan bangunan sendi-sendi kehidupan rakyat Kota Athena di segala bidang.

Tembok-tembok kokoh kekuasaan dan penguasa bergetar hebat karena kritisnya anak-anak muda didikan Socrates.

Socrates dibenci sebagian penduduk Athena yang merasa kemapanannya terusik dan penguasa terancam kepentingannya.

Oleh para pembencinya, Socrates dianggap lalat beracun yang menganggu dengan terbang dan hinggap kesana kemari dengan menanamkan berpikir kritis ke sanubari para pemuda.

Supaya lalat beracun ini tidak semakin sering menganggu maka ia harus dibunuh dengan membuat tuduhan-tuduhan tak berdasar.

Ketiga, menurut Socrates, filsafat selama ini kurang memperhatikan dan mengkaji perbuatan manusia (etika) dan keutamaan hidup manusia (arte).

Oleh Driyarkara disebut dengan menanam "manusia sempurna dan susila" yang harus menjadi pendukung kesejahteraan negara. Negara tanpa kesadaran etika (susila) yang kuat ia akan ambruk.  

Illustrated by voi.id
Illustrated by voi.id
Socrates di Tikungan Maut

Saat perpisahan telah tiba, dan marilah kita tempuh jalan masing-masing. Aku mati dan kalian hidup. Manakah yang lebih baik, hanya Tuhan yang tahu_Socrates_

Kota Athena tempat lahir, besar dan tinggal Socrates (469-399 SM). Ayahnya bekerja sebagai pemahat patung dan ibu seorang bidan.

Fisik Socrates tidaklah gagah dan rupawan dengan isteri, Xantippe yang galak. Tapi para penduduk Kota Athena dan para muridnya mengagungkan Socrates karena baik budi pekerti dan tidak mencari keuntungan sendiri. Sesuatu yang mahal di zaman sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun