Sastra perlawanan memupuk nalar kritis rakyat yang semakin dipendam dan di hadang justru semakin kuat ingin melawan dan merubuhkan.
Penguasa-penguasa lalim dan zalim ingin menguburkan sisi kemanusiaan diri mereka sendiri dan rakyatnya ketika bersifat diktator otoriter.
Kemanusiaan dengan cara apa pun tak mampu dibungkam penguasa jikalau itu terjadi tunggulah kemunculan sastra perlawanan.
Sastra perlawan merupakan sebentuk kritik kepada beberapa karya sastra yang tidak lagi mampu menghadirkan dirinya sebagai medan dialektika.
Parahnya lagi, karya sastra tidak mampu lagi berbicara tentang yang benar dan kebenaran tapi 'pembenaran'.
Karya sastra telah terjebak pada realitas yang relatif dan imaji tak berpihak. Sehingga, sastra perlawanan ingin menyadarkan jika sastra bukan semata-mata berkontemplasi, menulis, dan berjualan ide.Â
Tapi sastra yang baik berangkat dari keresahan kemanusiaan masyarakatnya dan berpihak pada masyarakatnya.
JR
Curup
18.05.2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H