Banjir yang melanda, penggundulan hutan dan lain sebagainya yang berdampak pada kesengsaraan manusia lainnya adalah contoh lain dari serakahnya manusia memiliki.
Pola hidup manusia menjadi (becoming) mengajarkan bahwa benda-benda agar tidak lenyap wujudnya maka ia diberi nilai transenden (illahiyah). Alam boleh di ambil isinya tapi sekedarnya saja kemudian ia dilestarikan kembali dan bukankah alam juga makhluk ciptaan Tuhan!
Manusia versi Islam
Lalu bagaimana Islam melihat manusia? Manusia seperti apa yang di cita-citakan Islam? Dan apa kaitan antara manusia dengan Islam?
Secara bahasa kata 'Islam' terambil dari akar kata aslama, yuslimu, islam. Yang memiiliki beberapa arti, yaitu,(a) melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin, (b) kedamaian dan keamanan, (c) ketaatan dan kepatuhan.
Sedangkan secara istilah Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Allah SWT melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW, yang ajaran-ajaranya terdapat dalam kitab suci al-Qur'an dan Sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia maupun di akhirat. (Ensiklopedi Islam, 1994: 246).
Orang yang beragama Islam disebut dengan muslim (untuk laki-laki) dan muslimat (untuk perempuan) yang bermakna orang yang bersifat menyelamatkan dan memberikan kedamaian kepada orang lain.
Dalam al-Qura'n kata Islam disebut sebanyak 8 kali, yaitu dalam surah Ali Imran ayat 19 dan 85, surah al-Maidah ayat 3, surah al-An'am ayat 125, surah az-Zumar ayat 22, surah as-Saff ayat 7, surah al-Hujurat ayat 17, dan surah at-Taubah ayat 74.
Dalam hadis di sebutkan "orang muslim adalah orang yang selamat muslim lainnya dari lisan dan tangannya", juga disebutkan "sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain" dan banyak hadis-hadis lainnya yang berbicara tentang manusia yang menebar manfaat.
Artinya menurut agama Islam, seseorang (manusia) dipandang bukan dari banyaknya harta dunia yang dimilikinya, kegagahan, jabatan yang tinggi tapi ia dilihat dari beberapa aspek, diantaranya; Pertama, bertakwanya ia kepada Tuhan, "Inna akramakum indallahi atkakum" (sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang bertakwa). Kedua, sejauh mana si manusia mampu memberi manfaat kepada diri dan lingkungannya.