Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ekspresi Spiritualitas dalam Kumpulan Puisi "Air Tulang Ibu"

28 Maret 2019   16:50 Diperbarui: 28 Maret 2019   17:27 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kepadapuisi.blogspot.com

Minangkabau bukan sekedar tempat lahir fisik tapi berkelindan kepada karakter dan juga turut beri warna proses kreatifnya. Petatah-petitih minangkabau yang jadi pituah (baca: kearifan lokal) mempengaruhi beberapa karya cerpen dan puisinya Di antaranya, alam takambang jadi guru, anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek rang haragoi.

Tempat Wimo lahir Sungai Naniang berdekatan dengan tempat lahir Tan Malaka di Nagari Pandam Gadang. Sungai Naniang Kecamatan Bukit Barisan ini diapit oleh bukit barisan dan sejauh mata memandang hijau bukit dan pohon terlihat. Sebuah tempat yang mematik proses kreatif bang Wimo.

Sungai Naniang berakar kepada Keminangkabauan. Artinya adat istiadat yang mengatur hubungan antar indidvidu (baca: penduduk) untuk terciptanya keharmonisan adalah Minangkabau.

Alam hijau Bukit Barisan dan adat istiadat Minangkabau memberikan pengaruh besar kepada karakteristik tulisan bang Wimo. Bahkan beberapa istilah Minangkabau pernah di selipkannya pada karya yang dihasilkan. Di kumpulan puisi Air Tulang Ibu muncul pada kata, "ndeh," "rararu," "mamang."        

 

Sumber dari deskgram.net
Sumber dari deskgram.net
Tentang Puisi Air Tulang Ibu

Buku kumpulan puisi Air Tulang Ibu covernya di dominasi warna hitam dengan seorang ibu yang menggendong kedua anaknya kembar yang saling bersisian, sisi kanan dan sisi kiri yang lelap tertidur.

Wajah sang ibu tidak dinampakkan utuh yang kelihatan hanyalah hidung, mulut dan pipi yang setengah seolah-olah identitas sang ibu tak perlu diketahui. Saya tidak tahu apa alasannya cover buku tersebut tidak secara utuh menampilkan wajah sang ibu.

Buku kumpulan puisi Air Tulang Ibu menerapkan dwi bahasa; Indonesia dan Inggris. Untuk penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dilakukan oleh, Ali Akbar, Benny Sumarna, Heru Joni Putra, Nofel Nofiadri dan Fitra Yanti Zelfeni.

70 puisi ada dalam buku kumpulan puisi Air Tulang Ibu dan setiap bab nya diberi nama periode seperti Periode Air, Periode Tulang dan Periode Ibu. Penamaan periode yang unik karena manusia yang dilahirkan mengalami periode air, periode tulang dan perempuan akan menjalani periode ibu.

Periode Ibu tentu jenis kelaminnya perempuan. Lalu bagaimana dengan waria (wanita ber bin pria) dan jenis kelamin transgender. Perlu ahli fikih (fuqaha) atau ahli hukum Islam untuk menjawab pertanyaan tersebut.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun