Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Amnesia Politik Umat Islam

19 Maret 2019   22:10 Diperbarui: 19 Maret 2019   22:41 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar diambil dari Pixabay.com)

(Gambar diambil dari Pixabay.com)
(Gambar diambil dari Pixabay.com)
Analisa Kuntowijoyo terhadap Politik Umat Islam

Kuntowijoyo menganalisa apa yang sedang terjadi dengan politik Islam Indonesia dan umatnya dan kemana sebaiknya perubahan politik umat Islam Indonesia diarahkan.

Kuntowijoyo membuat 3 (tiga) periode sejarah politik umat Islam Indonesia mengacu pada sistem pengetahuan masyarakat yaitu, periode mitos, periode ideologi dan periode ilmu. Alasan mengapa dibagi periodisasi supaya umat Islam dapat menjawab pertanyaan, apa yang harus dikerjakan oleh umat Islam Indonesia.

Periode mitos. Umat Islam memiliki kepercayaan mistis-religius, sehingga dasar pengetahuan pada waktu itu menjadi mitos. Kata mitos bermakna dongeng. Mitos adalah cara termudah menggaet perhatian khalayak ramai atau publik. Mitos Ratu adil, misalnya, merupakan cita-cita pemberontakan akibat penjajahan dan kemiskinan dalam masa tersebut.

Umat Islam ketika itu menginginkan lahirnya suatu kerajaan utopia. Tapi mereka tidak tahu bagaimana menuju kesana dan tidak tahu persis apa yang dilakukan. Ini berlangsung kira-kira sampai 1900. (Kuntowijoyo, 1994: 29)

Periode ideologi. Ideologi bersifat apa yang benar menurut aku (subyektif), normatif dan tertutup. Cara berpikir ideologis menyebabkan sikap umat Islam yang tidak dapat terbuka dan merangkul semua golongan. Umat Isam akan menjadi lupa dengan fakta bahwa dalam politik orang dapat berdiri di tengah-tengah (baca: dua kaki) atau berubah. Tergantung arah dan cuaca politik saat itu.  

Periode ilmu. Politik perlu dimengerti dengan pendekatan ilmu sehingga kenyataan dalam politk dilihat sebagai kenyataan demi tercapainya kesejahteraan rakyat. Di periode ilmu memunculkan sikap politik umat Islam Indonesia yang merupakan suatu rumusan dari al-Qur'an dan hadis yang dijadikan acuan ketika memilih pemimpin bukan emosional agama yang dimainkan sehingga antar umat Islam bentrok karena berbeda pilihan.

Ujung periode ilmu adalah dijadikannya al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman berpolitik dan dapat dioperasionalkan oleh umat Islam kapan pun pemilu terjadi. Seperti prinsip kekuasaan sebagai amanah yang terdapat di al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 4. Tentang prinsip keadilan al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 135 dan prinsip-prinsip lainnya yang diajdikan sebagai landasan negara serta mampu diwujudkan ketika berkuasa.

Prinsip-prinsip itulah yang ditagih kepada siapa pun calonnya ketika ia terpilih. Jangan sampai calon terpilih dan si pemilih sama-sama menderita amnesia politik. Semoga tidak.

JR

Curup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun