Mohon tunggu...
Healthy

Diskalkulia: I Can't Count

28 Desember 2016   21:37 Diperbarui: 28 Desember 2016   21:43 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

9. Penggunaan kalkulator. Kalkulator dapat digunakan untuk menghitung fakta dasar maupun proses matematika yang kompleks, dan dapat digunakan untuk latihan atau self-checking.

Belajar matematika tidak harus melulu tanggung jawab sekolah, orangtua adalah sumber utama belajar bagi anak. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian anak agar termotivasi belajar matematika. Pertama, perkenalkan matematika bukan sebagai hal yang menakutkan. Hindari membentuk persepsi menyeramkan tentang matematika pada anak. Tanamkan pada diri anak bahwa matematika adalah hal yang menyenangkan. Kedua, ciptakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Gunakan benda-benda atau peralatan yang menarik sepeti menggunakan mainan, benda berwarna. 

Ketiga, kaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan mengajak anak menghitung jumlah sendok, mengelompokan benda sesuai bentuknya, dll. keempat, sisipkan konsep matematika dalam permainan. orang tua dapat menciptakan permainan seperti mencari lima buah bola, bermain teka-teki, dll. Kelima, kembangkan penghargaan dan konsep positif pada diri anak. hal ini sangat penting dalam mengembangkan konsep diri yang positif pada anak. Jangan menghardik atau menyalahkan disaat anak melakukan kesalahan. Tanamkan dalam diri anak bahwa salah adalah proses dari belajar. Hal ini akan mengembangkan rasa percaya diri pada anak yang dapat meningkatkan motivasinya untuk berusaha mempelajari matematika.

Referensi:

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar; Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Davison, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M.. 2004. Psikologi Abnormal : Edisi 9”. Jakarta. RajaGrafindo Persada

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition Text Revision. The American Psychiatric Association.Washington, DC

Sidiarto, L. D. 2007. Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar Pada Anak. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Oleh:

Ananda Rasullia

Fakhrani Ist Irsalina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun