Mohon tunggu...
FAKHRA SHIBNIFADHILA
FAKHRA SHIBNIFADHILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

FAKHRA SHIBNI FADHILA NIM: 43119010208 FAKULTAS : MANAJEMEN JURUSAN :EKONOMI DAN BISNIS DOSEN : Apollo, Prof. Dr, M.Si. AK. Universitas Mercubuana jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Intelektual dan Kontroversi Friedrich Nietzshe

18 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   18:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lahirnya Tragedi" tetap relevan dalam konteks kontemporer. Konsep-konsep seperti dekadensi, nihilisme, dan pertentangan antara irasional dan rasional terus memunculkan perdebatan dan pemikiran baru. Karya ini menantang pandangan tradisional tentang seni, budaya, dan eksistensi manusia, mengundang pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan dan nilai-nilai yang mendasar bagi manusia.

Pemikiran Nietzsche tentang seni sebagai jalan untuk menghadapi penderitaan dan mencapai pemahaman yang mendalam tentang eksistensi juga memiliki relevansi dalam konteks psikologi dan kesejahteraan mental saat ini. Pandangannya tentang pentingnya vitalitas, kreativitas, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup dapat memberikan inspirasi dalam menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian zaman modern.

Selain itu, konsep Nietzsche tentang kebudayaan modern, dekadensi, dan kebutuhan untuk mengembalikan nilai-nilai yang sejati tetap menjadi pertanyaan penting dalam menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan globalisasi saat ini.

Secara keseluruhan, "Lahirnya Tragedi" terus memainkan peran penting dalam pemikiran dan diskusi intelektual kontemporer, menantang pandangan-pandangan konvensional dan memunculkan refleksi tentang manusia, seni, budaya, dan eksistensi manusia.

VI. KESIMPULAN

Dalam karya monumental "Lahirnya Tragedi", Friedrich Nietzsche memberikan pandangan filosofis yang mendalam tentang kehidupan, seni, dan kebudayaan. Karya ini tidak hanya merupakan kritik terhadap kebudayaan modern pada abad ke-19, tetapi juga mengeksplorasi isu-isu yang relevan hingga saat ini.

Dalam konteks sosial dan intelektual abad ke-19, Nietzsche mengamati perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk kondisi sosial-politik yang berkembang, revolusi industri, dan perkembangan pemikiran filosofis. Karya ini mencerminkan pergolakan budaya pada masa itu dan merupakan respons terhadap keadaan kebudayaan yang Nietzsche anggap dekadent dan terjauh dari akar-akar vitalitas manusia.

Salah satu isu utama yang dibahas adalah dekadensi dan nihilisme dalam kebudayaan modern. Nietzsche mengkritik pendekatan rasional dan moralitas yang sempit, yang menurutnya telah menghancurkan vitalitas manusia. Pemikirannya tentang dekadensi dan nihilisme masih relevan hingga saat ini, ketika banyak orang menghadapi perasaan kehilangan dan ketidakbermaknaan dalam dunia yang semakin kompleks.

Konsep Dionisius dan Apollonian juga menjadi fokus penting dalam karya ini. Nietzsche menganggap pertentangan antara kedua prinsip ini sebagai sumber vitalitas dan kekuatan seni yang autentik. Perpaduan dinamis antara aspek irasional dan rasional, kehidupan insting dan harmoni, menciptakan tragedi Yunani klasik yang dianggapnya sebagai bentuk seni tertinggi. Konsep ini memicu perdebatan yang berkelanjutan tentang peran seni dan harmoni dalam kehidupan manusia.

"Lahirnya Tragedi" juga memiliki dampak yang luas. Meskipun mendapat respon yang beragam pada awalnya, karya ini mempengaruhi perkembangan filsafat dan sastra. Pemikiran Nietzsche tentang dekadensi, nihilisme, vitalitas, dan nilai-nilai yang sejati telah menginspirasi banyak pemikir, penulis, dan seniman pada abad ke-20 dan ke-21. Konsep-konsep ini terus diperdebatkan dalam berbagai disiplin ilmu dan memengaruhi pemahaman kita tentang manusia, seni, dan budaya.

Dalam konteks kontemporer, "Lahirnya Tragedi" tetap relevan. Isu-isu yang dikemukakan Nietzsche, seperti perjuangan melawan dekadensi budaya modern, pertentangan antara irasional dan rasional, dan pencarian makna eksistensial, masih menjadi tantangan yang dihadapi oleh manusia saat ini. Karya ini mengajak kita untuk merenungkan makna kehidupan, keterbatasan kebudayaan modern, dan pentingnya menghidupkan kembali vitalitas dan nilai-nilai yang autentik dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun