"Lahirnya Tragedi" juga menampilkan kritik Nietzsche terhadap kebudayaan modern. Dia melihat kebudayaan modern sebagai dekadensi dan pengkhianatan terhadap akar-akar irasional dan vital dalam diri manusia. Nietzsche menggambarkan kebudayaan modern sebagai kehilangan vitalitas, kehilangan kontak dengan alam, dan kecenderungan untuk mengejar kesempurnaan dan kesempitan rasionalitas yang membatasi kehidupan manusia.
Nietzsche mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kebudayaan modern dapat menemukan kembali vitalitas dan nilai-nilai yang sejati. Dia menyelidiki apakah seni dan kreativitas dapat menjadi sarana untuk mengatasi dekadensi dan nihilisme dalam kebudayaan modern.
Dengan mengangkat isu-isu ini, "Lahirnya Tragedi" memberikan pandangan yang kritis dan kontroversial terhadap kondisi manusia dan kebudayaan pada masanya. Karya ini mengajak pembaca untuk mempertanyakan asumsi-asumsi yang dipegang oleh kebudayaan modern dan mencari cara untuk mengembalikan vitalitas dan nilai-nilai yang mendasar bagi eksistensi manusia.
V. DAMPAK DAN INTERPRETASI PASCA "LAHIRNYA TRAGEDI"
A. Respon Awal dan Kontroversi
"Lahirnya Tragedi" mendapat tanggapan yang bervariasi pada awalnya. Beberapa orang mengapresiasi keberanian dan keunikan pandangan Nietzsche, sementara yang lain merasa terganggu oleh ide-idenya yang kontroversial. Beberapa filsuf dan intelektual pada masanya tidak sepenuhnya memahami atau menerima karya ini.
Kritik utama terhadap "Lahirnya Tragedi" adalah kekurangan analisis historis dan filologis yang cukup serta penggunaan metafora yang berlebihan. Namun, karya ini tetap memperoleh perhatian yang signifikan dan mendobrak batasan-batasan pemikiran tradisional.
B. Pengaruh terhadap Filsafat dan Sastra
 "Lahirnya Tragedi" memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan filsafat dan sastra. Karya ini memperkenalkan konsep-konsep baru seperti Dionisius dan Apollonian yang kemudian menjadi pusat perdebatan dan pemikiran filsafat. Konsep-konsep ini berpengaruh pada aliran-aliran filsafat seperti eksistensialisme, estetika, dan kajian budaya.
Pemikiran Nietzsche tentang nihilisme, dekadensi, dan kebangkitan vitalitas juga mengilhami berbagai penulis, seniman, dan pemikir. Para filsuf seperti Martin Heidegger, Michel Foucault, dan Gilles Deleuze mengadopsi pemikiran Nietzsche dalam karya-karya mereka. Pemikiran Nietzsche juga berdampak pada sastra, terutama dalam aliran-aliran seperti ekspresionisme dan modernisme.
C. Relevansi Kontemporer