Dalam Islam tidak dikenal yang namanya demokrasi.
 Demokrasi merupakan produk Barat dan tidak bersumber dari Islam, demokrasi bertentangan dengan ajaran Islam.
 Hubungan ini sering disebut dengan hubungan antagonistik atau hubungan  saling antagonistik.
 pendukung gagasan ini adalah Taufiq Muhammad Asy-Syawi,  Syaikh Fadlullah  Nuri, Sayyid Qutb, Ali Benhadj, Hasan at-Thurabi,  Abdul Qadim Zallum, Abu  Bakar Baasyir dan lain-lain.
 Ketiga, dalam hubungan Islam dan demokrasi, kelompok  ketiga tidak sepenuhnya menerima  dan  menolak sepenuhnya.
 Artinya mereka  mengakui bahwa Islam dan demokrasi mempunyai persamaan dan perbedaan.
 Dalam demokrasi terdapat beberapa nilai moral yang mirip dengan Islam, seperti kebebasan  (al-hurriyah), kesetaraan (al-Musawwa), toleransi (at-tasammuh), keadilan (al-is) dan nilai-nilai lainnya.
 Dan perbedaan  Islam dan demokrasi terletak pada sumber.
 Demokrasi dapat diterima dan dilaksanakan di suatu negara dengan  beberapa pertimbangan penting yang tidak dapat diabaikan.
 Demokrasi harus disintesiskan  dengan Islam.
 Hubungan seperti ini disebut dengan hubungan simbiosis atau  hubungan yang saling menguntungkan dan menguntungkan sehingga tidak dapat dipisahkan.