Pertama, tidak ada pemisahan antara Islam  dan demokrasi.
 Demokrasi melekat atau menjadi bagian integral dari Islam.
 Oleh karena itu, demokrasi  tidak boleh dihindari dan merupakan urusan  Islam.
 Demokrasi  merupakan alat untuk mencapai dakwah Islam, sehingga masuknya proses politik, khususnya  proses demokrasi, merupakan sebuah keniscayaan dalam Islam.
 Hubungan antara Islam dan demokrasi seperti ini disebut hubungan komprehensif atau hubungan terpadu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
 Tokoh-tokoh jenis ini antara lain Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Yusuf al-Qardhawi, Fahmi Huwaidi, Muhammad Husain Haikal, Sadek Jawad Sulaiman, Abid al-Jabiri, Fazlur Rahman, Abdurahman Wahid, Amin Rais, Hantu Syafi'i.
 'arif, Nurkholis Madjid, Azyumardi Azra dan lain-lain.
 Kedua,  Islam dan demokrasi mempunyai hubungan yang konfliktual.
 Hubungan Islam dan demokrasi dipandang saling berhadapan, berlawanan dan saling bermusuhan.
 Islam dan demokasi tidak memiliki hubungan sama sekali.
 Keduanya saling terpisah dan tidak saling terkait.