Selain itu, pemerintahan Jokowi juga diketahui tengah melakukan sinkronisasi baik dari kementerian sampai lembaga-lembaga negara lainnya. Bukan hanya itu, perencanaan APBN 2025 sudah disusun bahkan sudah disahkan di DPR.
APBN 2025 yang akan digunakan pemerintahan selanjutnya untuk mengerjakan program-program dari presiden terpilih Prabowo Subianto, dan pemerintah menetapkan defisit Rp.616,19 triliun atau 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), pendapatan negara Rp.3.005,1 triliun, belanja negara Rp.3.621,3 triliun, keseimbangan primer defisit Rp.63,33 triliun dan pembiayaan anggaran Rp.616,2 triliun.
Dilihat dari beberapa masa transisi yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, diduga bahwa masa perpindahan atau transisi kepemimpinan dari Presiden Jokowi ke tangan presiden terpilih Prabowo Subianto tercatat dalam sejarah menjadi transisi yang pemerintahan yang paling mulus dan tanpa gangguan.
Gaya Politik Merangkul Prabowo
Prabowo Subianto dapat dikatakan sebagai kesatria yang tak kenal pantang menyerah. Diketahui bahwa dirinya sudah 3 (tiga) kali mengikuti kontestasi pemilihan presiden dengan mengalami dua kali kekalahan dan terakhir Prabowo dipercaya rakyat sebagai presiden periode 2024-2029.
Pengalamannya akan politik menjadikan evolusi gaya kepemimpinan Prabowo yang dinilai berubah saat ini. Prabowo yang awalnya dikenal sebagai orang yang keras dalam memimpin saat ini dirinya berhasil merubah gaya politiknya dengan cara merangkul semua elemen untuk bersatu mencapai Indonesia yang maju.
Gaya politik merangkul yang dilakukan Prabowo banyak mendapatkan apresiasi dari kawan maupun lawan politiknya di Pilpres 2024 ini. Bukan hanya itu, perhatian masyarakat akan gaya politik merangkul Prabowo membawa kepercayaan serta perhatian masyarakat kepadanya sehingga Prabowo terpilih menjadi Presiden.
Kesetiaan dalam menjaga persaudaraan serta menjaga iklim persatuan demi menjaga keutuhan bangsa menjadi modal serta tekad Prabowo pada setiap langkah politiknya. Sifat inilah yang menjadikan Prabowo disegani dan dipercaya oleh banyak orang.
Prabowo juga menunjukkan sikap politiknya yang merangkul dengan mengajak lawan politiknya untuk bersatu membangun bangsa secara bersama. Dilihat dari beberapa partai yang menjadi lawan politiknya saat Pilpres 2024, kini masuk ke dalam koalisi yang dibangunnya yakni PKS,PPP, dan PKB.
Selain itu, PDIP sebagai salah satu partai besar yang menjadi lawan politik Prabowo tak luput dirangkulnya untuk bersama membangun bangsa. Sinyal PDIP bersatu dengan Prabowo membawa angin segar bagi seluruh rakyat Indonesia terlihat dari mulusnya rancangan APBN di DPR, apresiasi PDIP terhadap langkah politik Prabowo dan pengakuan PDIP atas program yang dibawa Prabowo.
Disini terlihat dimana negara kita telah membuktikan kepada dunia bahwa persatuan dan kesatuan Indonesia bukanlah omongan semata namun dapat direalisasikan dengan gaya politik merangkul seorang Prabowo Subianto.