Transisi dari SBY ke Jokowi
Keberlangsungan proses transisi dari Presiden SBY ke presiden terpilih Jokowi pada tahun 2014 merupakan proses yang cukup adem dan dapat dikatakan transisi yang cukup mulus. Proses ini diawali dengan adanya pertemuan antara SBY dengan Jokowi sebagai presiden terpilih di Bali pada Agustus 2014. Pertemuan tersebut sebagai upaya Jokowi memuluskan proses transisi yang berlangsung dan keduanya bersepakat untuk terus melakukan komunikasi politik dan saling menghargai dimanapun posisinya berada.
Namun selanjutnya, transisi ini tidak semulus seperti apa yang dibayangkan dan direncanakan. Terjadi ketegangan antara kabinet dengan tim transisi. SBY kala itu mengeluarkan surat lewat Sekretaris Kabinet yang mengungkapkan bahwa apa yang  dikomunikasikan oleh tim transisi haru melewati 3 (tiga) Menko yang ada dan tidak bisa secara langsung berkomunikasi kepada menteri secara teknis.
Surat itu keluar dikarenakan kekesalan SBY terhadap tim transisi yang menurutnya dinilai agak kebablasan dalam melakukan komunikasi, pasalnya tim transisi ini hadir sebelum adanya Putusan MK tentang PHPU sehingga terkesan mendahului proses.
Selain itu dalam proses pembahasan RAPBN tahun 2015 yang masih berlangsung cukup alot dan bahkan hampir dipastikan selesai sampai Bulan September 2014. Pembahasan RAPBN pada masa transisi salah satu hal terumit dalam penyelarasan kebutuhan akan program yang akan dilaksanakan mendatang.
Transisi pemerintahan dari SBY ke Jokowi juga dapat terbilang tidak mulus, akan tetapi perlu diberi apresiasi dimana keduanya dapat memiliki terobosan politik demi terciptanya nuansa pemerintahan baru yang baik. Apresiasi ini dilihat dari keduanya yang memilih sikap yang didasarkan atas Political will kedua belah pihak atau karena kedua pemimpin tersebut memiliki sifat humble yang menjadikan contoh sikap politik yang baik.
Transisi dari Jokowi ke Prabowo
Kondusifitas merupakan suatu hal yang dijaga secara utuh atas terjadinya proses transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih Prabowo Subianto. Proses transisi ini bukan hanya sebatas pergantian kepemimpinan, akan tetapi proses ini sangat berperan penting dalam menjaga keberlangsungan pembangunan nasional yang sejauh ini sudah dikerjakan selama 10 tahun di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai presiden mempunyai tugas penting di tingkat pemerintahan pusat dalam menjaga stabilitas nasional selama transisi. Dalam situasi transisi ini pemerintah pusat harus mempunyai arah yang jelas dalam menjaga kondusifitas serta dari segala macam gangguan yang dapat menghambat proses transisi.
Menariknya, Presiden Jokowi dalam menyikapi proses transisi ini terlihat sangat bersemangat dan serius dalam proses pemindahan estafet kepemimpinan ke Prabowo. Terlihat dari berbagai acara nasional maupun internasional, Jokowi kerap kali memperkenalkan Prabowo sebagai presiden terpilih periode 2024-2029 kepada para tamu undangan.
Masa transisi yang mulus dan tanpa gangguan juga dianggap sebagai kesempatan Jokowi dan Prabowo memperlihatkan komitmennya untuk melanjutkan kinerja pemerintahan sebelumnya atas proyek-proyek yang telah direncanakan sekaligus mempersiapkan langkah baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.