7. Monitoring dan Evaluasi Berkala
Proses bimbingan konseling tidak berhenti setelah sesi pertama; penting bagi konselor untuk melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap kemajuan siswa. Dengan memantau perkembangan mereka, konselor dapat menyesuaikan pendekatan yang digunakan agar lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar.
Tantangan Utama Yang Dihadapi Guru BK Dalam Memberikan Layanan Konseling Pada Siswa Broken Home
1. Kurangnya Pemahaman dan Dukungan
Banyak pihak, termasuk orang tua, siswa, dan bahkan rekan-rekan guru, sering kali tidak memahami sepenuhnya peran dan manfaat layanan bimbingan konseling. Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar dapat menghambat implementasi program bimbingan konseling yang efektif. Siswa mungkin merasa ragu untuk mendekati konselor jika mereka tidak memahami apa yang bisa dilakukan oleh konselor untuk membantu mereka (Adriani, 2023).
2. Keterbatasan Sumber Daya
Sekolah sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran maupun jumlah konselor yang tersedia. Keterbatasan ini dapat menghambat pengembangan program bimbingan konseling yang komprehensif. Dalam banyak kasus, satu konselor harus menangani banyak siswa, sehingga sulit untuk memberikan perhatian yang cukup kepada setiap individu (Evi Wahyu Febriani, 2024).
3. Beban Kerja yang Tinggi
Guru BK sering kali memiliki beban kerja yang sangat berat, dengan rasio konselor siswa yang tidak seimbang. Hal ini dapat mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada siswa. Ketika konselor harus menangani banyak kasus sekaligus, mereka mungkin tidak dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh setiap siswa secara optimal (Al-Mursyid, 2023).
4. Kesulitan dalam Menjangkau Siswa
Anak dari keluarga broken home sering kali mengalami masalah emosional yang kompleks, seperti kecemasan dan rendah diri, yang dapat membuat mereka enggan untuk berinteraksi dengan guru BK. Beberapa siswa mungkin merasa malu atau takut untuk membagikan masalah pribadi mereka, sehingga menyulitkan guru BK untuk menjangkau mereka dan memberikan bantuan yang diperlukan (Willis, 2011).