Mohon tunggu...
Fajrinnahar Thamrin
Fajrinnahar Thamrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNM sociology'20 student

Sosiologi'20 Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hegemoni Budaya Tiktok terhadap Komunitas Pelajar

6 Desember 2021   16:10 Diperbarui: 6 Desember 2021   16:27 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Antonio Gramchi, hegemoni budaya adalah pengaruh atau kekuasaan yang masuk dalam kelompok sosial dengan cara yang persuasive sehingga dapat membuat kelompok sosial tersebut setuju dan mengikuti aturan-aturan yang terdapat didalamnya.

Di

kalangan pelajar pada zaman ini lebih banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berasal dari dunia digital (internet). Seperti yang kita ketahui, pada saat ini terdapat banyak aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan oleh pelajar untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Salah satu aplikasi tersebut adalah aplikasi tiktok. 

Aplikasi tiktok dicptakan oleh seseorang yang bernama Zhang yiming, yang berasal dari Tiongkok dan dikembangkan oleh Beijing ByteDance Technology. Tiktok sendiri adalah aplikasi yang didalamnya para pengguna bisa berbagi video music dengan durasi yang singkat.

Di Indonesia tiktok mulai dikenal seiring dengan peluncurannya pada September 2016, dan langsung diterima baik oleh para pengguna Internet. 

Pada Juli 2018 Menkominfo, Rudiantara memblokir tiktok tapi seminggu kemudian para pengguna di Indonesia bisa kembali mengaksesnya alasan Menkominfo memblokirnya adalah karna aplikasi ini dinilai memuat banyak konten negative yang seharusnya tidak ditayangkan untuk kalangan anak-anak. Akhirnya tim tiktok mengubah term and condition soal usia dan lainnya agar aksesnya terbatas dan tidak terlalu bebas.

Sebenarnya Zhang Yiming menciptakan aplikasi tiktok dengan tujuan memberikan manfaat bagi penggunanya dalam hal branding dan marketing, dan aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi cerita, membagikan kata motivasi, informasi, unjuk bakat, dan lainnya. 

Beberapa manfaat tiktok lainnya adalah bisa digunakan sebagai media olahraga melalui irama music atau lagu tiktok yang ada karena dengan menari kita dapat membakar kalori dan menyehatkan tubuh. 

Tiktok juga bisa membuat prnggunanya berpikir kreatif karena kita dapat membuat gerakan tari sendiri dan kita bisa mengekspresikan diri didalamnya dan hal ini bisa membuat suasana hati lebih baik karena dengan berbagi video kreasi dengan oranglain diberbagai belahan dunia membuat kita merasa tidak sendiri dan mempunyai banyak teman. 

Dan bila kita memiliki produk yang ingin dijual kita hanya membuat konten ditiktok yang berisi iklan produk tersebut hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh creator music dengan membuat challenge dengan backsound lagu mereka sehingga lagu mereka dapat terkenal. 

Tiktok sendiri selain bisa menghibur diri sendiri juga menghibur oranglain yang melihat konten kita mereka bisa terinspirasi atau bahkan tertawa karena lucunya.

Tapi faktanya selain manfaat positif yang ada diatas tiktok juga menimbulkan beberapa hal yang negative diantaranya adalah dalam membuat konten untuk aplikasi ini menyita banyak waktu. 

Contohnya dalam membuat konten dance kita harus berlatih gerakannya terlebih dahulu, menghafalnya dan mencocokkannya dengan tempo music, dan kita perlu berulang-ulang melakukannya. 

Apalagi pengguna tiktok ini masih anak-anak, dampak negatifnya lebih besar lagi mereka akan lebih sering memegang hp untuk membuat konten tiktok sehingga mereka cenderung malas belajar. 

Tiktok juga bisa membuat pengguna yang ingin kontennya viral melakukan hal-hal yang memalukan bahkan mengancam nyawa demi membuat konten.

Terlepas dari dampak positif dan negativenya, aplikasi tiktok ternyata bisa dijadikan sumber penghasilan bagi penggunanya dengan cara membuat konten video yang menarik sehingga menjadi viral dan ditonton oleh banyak orang sehingga penggunanya mendapatkan penghasilan berdasarkan jumlah penonton video tersebut. 

Hal inilah yang membuat aplikasi tiktok menjadi hegemoni terhadap komunitas pelajar yang ingin membuat dirinya dikenal dan menjadi viral serta menghasilkan uang dari aplikasi tersebut sehingga melupakan tugas utamanya sebagai seorang pelajar dimana sebagian besar waktunya seharusnya digunakan untuk belajar tetapi malah menghabiskan semua waktunya untuk menjadikan dirinya mengikuti peraturan-peraturan yang ada demi membuat konten yang viral dengan cara memakai pakaian yang saat ini sudah tidak mengikuti tradisi budaya timur, tidak malu melakukan hal-hal yang diluar kewajaran dan bahkan bisa mengancam nyawa mereka contohnya membuat video ditengah jalan dan melakukan gerakan tarian yang tidak sesuai dengan norma budaya Indonesia. 

Tanpa disadari hal-hal tersebutlah membuat aplikasi tiktok sudah menjadi hegemoni terhadap komunitas pelajar.

Setelah melihat apa yang terjadi yang berkaitan dengan aplikasi tiktok ini, menurut saya aplikasi tiktok sebenarnya tidak perlu adanya dalam dunia digital karena pertama, walaupun tim tiktok sudah mengubah Batasan usia, tapi saat ini masih banyak anak dibawah umur masih mengaksesnya dengan mengganti usia mereka diform pendaftaran aplikasi. Kedua, aplikasi ini hanya menyita waktu bagi penggunanya.

Harapan saya, pengguna tiktok utamanya kalangan pelajar, seharusnya lebih bijak dalam menggunakan aplikasi ini mereka seharusnya bisa membedakan waktu untuk belajar dan waktu untuk bersantai (menggunakan aplikasi tiktok). Menurut saya, solusi dari semua masalah yang ada diatas adalah adanya peran orangtua dan guru dalam mengontrol penggunaan gadget oleh anak dan siswa mereka lebih maksimal lagi.

(Oleh : Fajrinnahar Thamrin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun