Mohon tunggu...
Fajrinnahar Thamrin
Fajrinnahar Thamrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNM sociology'20 student

Sosiologi'20 Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hegemoni Budaya Tiktok terhadap Komunitas Pelajar

6 Desember 2021   16:10 Diperbarui: 6 Desember 2021   16:27 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tapi faktanya selain manfaat positif yang ada diatas tiktok juga menimbulkan beberapa hal yang negative diantaranya adalah dalam membuat konten untuk aplikasi ini menyita banyak waktu. 

Contohnya dalam membuat konten dance kita harus berlatih gerakannya terlebih dahulu, menghafalnya dan mencocokkannya dengan tempo music, dan kita perlu berulang-ulang melakukannya. 

Apalagi pengguna tiktok ini masih anak-anak, dampak negatifnya lebih besar lagi mereka akan lebih sering memegang hp untuk membuat konten tiktok sehingga mereka cenderung malas belajar. 

Tiktok juga bisa membuat pengguna yang ingin kontennya viral melakukan hal-hal yang memalukan bahkan mengancam nyawa demi membuat konten.

Terlepas dari dampak positif dan negativenya, aplikasi tiktok ternyata bisa dijadikan sumber penghasilan bagi penggunanya dengan cara membuat konten video yang menarik sehingga menjadi viral dan ditonton oleh banyak orang sehingga penggunanya mendapatkan penghasilan berdasarkan jumlah penonton video tersebut. 

Hal inilah yang membuat aplikasi tiktok menjadi hegemoni terhadap komunitas pelajar yang ingin membuat dirinya dikenal dan menjadi viral serta menghasilkan uang dari aplikasi tersebut sehingga melupakan tugas utamanya sebagai seorang pelajar dimana sebagian besar waktunya seharusnya digunakan untuk belajar tetapi malah menghabiskan semua waktunya untuk menjadikan dirinya mengikuti peraturan-peraturan yang ada demi membuat konten yang viral dengan cara memakai pakaian yang saat ini sudah tidak mengikuti tradisi budaya timur, tidak malu melakukan hal-hal yang diluar kewajaran dan bahkan bisa mengancam nyawa mereka contohnya membuat video ditengah jalan dan melakukan gerakan tarian yang tidak sesuai dengan norma budaya Indonesia. 

Tanpa disadari hal-hal tersebutlah membuat aplikasi tiktok sudah menjadi hegemoni terhadap komunitas pelajar.

Setelah melihat apa yang terjadi yang berkaitan dengan aplikasi tiktok ini, menurut saya aplikasi tiktok sebenarnya tidak perlu adanya dalam dunia digital karena pertama, walaupun tim tiktok sudah mengubah Batasan usia, tapi saat ini masih banyak anak dibawah umur masih mengaksesnya dengan mengganti usia mereka diform pendaftaran aplikasi. Kedua, aplikasi ini hanya menyita waktu bagi penggunanya.

Harapan saya, pengguna tiktok utamanya kalangan pelajar, seharusnya lebih bijak dalam menggunakan aplikasi ini mereka seharusnya bisa membedakan waktu untuk belajar dan waktu untuk bersantai (menggunakan aplikasi tiktok). Menurut saya, solusi dari semua masalah yang ada diatas adalah adanya peran orangtua dan guru dalam mengontrol penggunaan gadget oleh anak dan siswa mereka lebih maksimal lagi.

(Oleh : Fajrinnahar Thamrin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun