Desa Kami adalah sebuah desa kecil di Indonesia yang mulai lekat dengan cerita korupsi yang melibatkan kepala desa. Tepatnya di Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana, Sultra. Cerita vonis Tipikor oleh  MA dengan nomor Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 6015 K/Pid.Sus/2022.Â
Salah satu episode dari episode jegal menjegal a la politik di desa. Cerita ini merupakan cerita yang tidak berdiri sendiri, ia adalah rentetan dari konflik kepentingan yang bercampur aduk ketika tambang nikel hadir merusak tatanan masyarakat kampung kami sejak 15 tahun terakhir, yang awalnya adalah masyarakat agraris dan agamis. Mari kita bahas lebih dalam lagi tentang cerita korupsi di Desa Kami.
Definisi korupsi
Korupsi adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan oleh pejabat atau pihak lain dengan maksud memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok secara tidak sah. Korupsi dapat merugikan masyarakat, negara, dan institusi yang ada.
Sejarah korupsi di Indonesia
Korupsi di Indonesia sudah terjadi sejak masa penjajahan. Setelah Indonesia merdeka, praktik korupsi tetap terjadi, bahkan semakin merajalela. Praktik korupsi ini menjadi sebuah masalah serius yang harus segera diatasi.
Kasus korupsi di desa-desa
Kasus korupsi tidak hanya terjadi di tingkat nasional atau provinsi, tetapi juga di tingkat desa. Beberapa kasus korupsi di desa melibatkan kepala desa dan aparatnya.
Desa Kami dan kasus korupsi
Desa Kami, Desa Pongkalaero, awalnya terdiri dari masyarakat agraris selama berpuluh tahun menanam hasil pertanian seperti jambu mente, kelapa untuk kopra, padi, jagung, kakao, dan banyak lainnya, lalu munculah tambang mulai aktif sejak awal tahun 2000 an, INCO yang memiliki konsensi tambang di Pulau Kabaena di dekat Pulau Talaga Buton Selatan melepas pengelolaannya yang diperebutkan PT Prima Nusa Sentosa dan PT Anugrah Harisma Barakah. Warga desa terpecah dua antara pendukung PNS dan AHB. Politik saling menjegal pun dimulai.
Nur Alam eks Gubernur memotong wilayah Kabaena Selatan untuk diserahkan kepada Buton Selatan makin memperumit persoalan di desa. Desa lalu mulai mendapat guyuran milyaran uang dari perusahaan-perusahaan yang berdatangan.Â