Mohon tunggu...
Fajrin Bilontalo
Fajrin Bilontalo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Gorontalo

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Love

Bagaimana Cinta Bisa Menyentuh Politik? Maka Belajar Dari Jalaluddin Rumi

21 September 2024   03:32 Diperbarui: 21 September 2024   03:38 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalaluddin Rumi, seorang penyair sufi besar dari abad ke-13, dikenal karena puisi-puisinya yang dalam dan penuh cinta spiritual.

Karya-karyanya melampaui batas ruang dan waktu, mengajarkan nilai-nilai cinta, kesabaran, dan keterhubungan jiwa dengan Sang Pencipta. 

Dalam dunia yang kini sarat dengan hiruk-pikuk politik, ajaran-ajaran Rumi tentang cinta bisa memberikan pandangan yang lebih lembut dan bijak, termasuk dalam urusan politik yang sering kali penuh ketegangan dan perseteruan.

Politik Sebagai Ajang Ketidakpastian;

Politik adalah dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian, konflik kepentingan, dan perjuangan kekuasaan. 

Di tengah ketidakpastian ini, kita sering kali melihat polarisasi tajam antara kubu yang berseberangan. 

Dalam pusaran dinamika politik yang tidak menentu, para aktor politik sering kali terjebak dalam hasrat untuk mendominasi dan memperkuat kekuasaan. Namun, di sinilah Rumi menawarkan pandangan yang berbeda.

Dalam puisi-puisinya, Rumi tidak membahas politik secara langsung, tetapi pesan-pesannya tentang cinta dan persatuan dapat memberikan refleksi mendalam bagi mereka yang berada di kancah politik. 

Bagi Rumi, cinta adalah kekuatan yang mampu menyatukan, mengatasi perbedaan, dan menghilangkan rasa permusuhan. 

"Di luar gagasan tentang benar dan salah, ada sebuah ladang. Aku akan menemuimu di sana," tulis Rumi. 

Ladang ini adalah tempat di mana perbedaan politik bisa diatasi dengan cinta dan kasih sayang.

Politik Dengan Pendekatan Cinta;

Bayangkan jika politik didasari pada prinsip cinta yang diajarkan Rumi. Cinta, menurut Rumi, bukanlah sekadar perasaan romantis, tetapi juga kekuatan spiritual yang menggerakkan manusia untuk mencari makna dan kebenaran yang lebih tinggi. 

Dalam konteks politik, cinta bisa diterjemahkan sebagai niat untuk melayani kepentingan bersama dengan tulus, bukan sekadar memenangkan suara atau memperoleh kekuasaan.

Rumi mengajarkan bahwa cinta tidak memihak, ia melintasi batas-batas agama, budaya, dan keyakinan. Dalam konteks politik modern, kita bisa melihat betapa pentingnya cinta sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 

Saat para pemimpin politik mendasarkan tindakannya pada prinsip cinta dan kemanusiaan, maka keputusan yang mereka ambil akan lebih inklusif, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Cinta: Solusi Atas Polarisasi Politik;

Saat ini, kita tengah menghadapi polarisasi politik yang semakin tajam, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya. Pihak yang berseberangan sering kali lebih fokus pada perbedaan daripada mencari persamaan. 

Di sinilah konsep cinta Rumi dapat menjadi solusi. Cinta, menurut Rumi, adalah ruang di mana semua perbedaan menjadi tidak relevan karena yang terpenting adalah keterhubungan antar manusia.

Rumi tidak mengajarkan kita untuk mengabaikan perbedaan, tetapi untuk melihatnya sebagai bagian dari keberagaman yang memperkaya. 

Dalam politik, hal ini dapat diartikan sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan ideologi, kepentingan, dan nilai melalui dialog yang penuh cinta dan kesabaran. Dengan cinta, perdebatan politik yang biasanya kaku dan keras dapat diubah menjadi ruang diskusi yang sehat dan produktif.

Menyeimbangkan Kekuasaan Dengan Cinta;

Salah satu hal yang ditekankan Rumi adalah pentingnya keseimbangan. Dalam politik, kekuasaan yang tidak seimbang akan menimbulkan tirani dan ketidakadilan. 

Rumi mengingatkan bahwa cinta adalah keseimbangan sempurna antara kekuatan dan kelembutan. Para pemimpin yang dipandu oleh cinta tidak akan menyalahgunakan kekuasaan mereka, melainkan akan menggunakannya untuk kebaikan bersama.

Pada akhirnya, cinta dalam politik bukanlah hal yang mustahil. Meski dunia politik sering kali dipenuhi dengan pertentangan dan ambisi, ajaran-ajaran Rumi memberikan kita harapan bahwa politik yang didasari cinta dapat menciptakan dunia yang lebih damai, adil, dan harmonis. 

Cinta adalah fondasi yang bisa menyeimbangkan ketidakpastian dalam politik, membawa cahaya di tengah gelapnya ambisi dan konflik.

Dalam kata-kata Rumi, "Jangan mengkhawatirkan perbedaan; mereka hanyalah bayangan. Di bawahnya, kita adalah satu." 

Cinta, seperti yang diajarkan Rumi, dapat menjadi kekuatan pemersatu yang melampaui semua perbedaan, baik dalam cinta pribadi maupun dalam ruang politik yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun