Mohon tunggu...
Sinar Fajar
Sinar Fajar Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Seorang penulis sialan yang mencari keberuntungan Visit now; http://fajhariadjie.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mata Kolam; Pria Eropa yang Terjebak dalam Tubuh Pribumi (8)

1 Agustus 2017   08:49 Diperbarui: 1 Agustus 2017   09:14 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta semakin menguatkan kesan-kesan tersebut. Di dalam Plaza Indonesia ini, tersebar juga nama-nama outlet atau merek-merek produk yang kami tak tahu bagaimana membaca urutan hurufnya bahkan sulit dilafalkan oleh lidah kami. Kami yakin produk-produk yang dijual di sini pastilah didatangkan dari luar negeri. Di meja-meja cafe, kedai, ataupun restoran, orang-orang bertampang pribumi berbicara menggunakan bahasa campuran antara Indonesia dengan Inggris. Tak jurang pula para remaja ibukota berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris sepenuhnya. Kami merasa kagum dengan kelihaian mereka berbahasa asing sekaligus tampak begitu keren. Namun, karena kami juga sempat diajarkan di sekolah bahwa apabila ingin cepat lancar berbahasa Inggris, kami disarankan menggunakan beberapa kosa kata bahasa Inggris dalam obrolan sehari-hari. Akhirnya sekarang kami menjadi bingung; orang-orang Jakarta ini sebenarnya apakah memang sudah pandai berbahasa Inggris atau tengah latihan melancarkan bahasa tersebut.

Sementara, penampilan bule-bule di sini kadang terlihat santai. Sempat kami melihat seorang bule kemari hanya mengenakan kaos singlet dan celana pendek. Penampilan mereka sekenanya saja seperti seorang backpacker miskin. Mungkin tujuan mereka kemari adalah berwisata ke pantai atau gunung, tetapi malah tersasar ke tengah-tengah kota Jakarta. Para satpam penjaga pintu masuk pun seolah tak punya melarang mereka masuk. Sementara melihat kami memakai sandai jepit saja langsung disuruh pulang lagi. Yang pasti melihat penampilan mereka yang lebih terkesan sederhana, warga urban Jakarta lebih kebarat-baratan daripada orang Barat itu sendiri. Hal demikianlah yang membuat Iwin semakin yakin bahwa memang benar ia salah tubuh.

Setelah puas berfoto bersama kedua turis asing itu, Iwin menuduhkan hasil jepretannya. Ia begitu bahagia dan bangga. Sebab, mungkin bagi orang yang tak mampu berbahasa Inggris memanggil seorang bule saja butuh keberanian, apalagi berhasil foto bersama mereka. Mungkin ia mengira aku akan memuji, tapi dengan nada mengejek aku bilang, "Norak!"

Bersambung. Baca Juga Part Sebelumnya......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun