Sepintas, saya jadi teringat ibu saya karena beliau pun sampai saat ini masih berjualan keripik dan menawarkannya di sekolah tempat adik saya belajar atau ke pasar sambil berbelanja.
Saat si kakek hendak pergi, saya panggil dia dan beli dua bungkus. Sepuluh ribu rupiah untuk dua bungkus keripik talas bumbu keju.
Sambil melanjutkan tontonan anime yang tadi terhenti, saya makan keripik tersebut. Entah karena sudah lama atau bungkusnya tidak rapat, keripiknya jadi kurang renyah namun masih enak dimakan.
Pengemasannya sederhana, menggunakan plastik bening yang direkatkan dengan cara dibakar. Persis seperti yang ibu saya lakukan dulu sebelum dia beli alat untuk merekatkan bungkus plastik yang saya lupa namanya.
Entah kenapa, suasana hati saya jadi agak melow saat itu. Mungkin karena teringat sosok ibu, atau karena si penjual adalah orang lanjut usia yang sampai saat ini masih berjuang untuk melanjutkan hidupnya dengan hal yang bisa ia lakukan.
Pria yang Ditinggal Rekannya
Selang beberapa menit, seorang pria dengan perawakan masih sehat dan gagah datang dan lagi-lagi, saya yang dihampiri terlebih dahulu. "A, bisa ngobrol sebentar?" Tanyanya.
Ah, perasaan saya sudah tidak enak. Tapi saya tidak boleh suudzon dulu. Siapa tahu dia adalah agen YouTuber yang sedang melakukan social experiment dan saya tiba-tiba mendapat rejeki nomplok.
Namun, saya juga tetap waspada dengan langsung mengantongi ponsel yang saya gunakan untuk menonton anime. Takutnya mau menghipnotis.
Setelah ia duduk mendekat, saya lepas earphone yang menempel agar bisa menyimak apa yang ia akan bicarakan.
Dia berbicara panjang lebar, tapi saya akan simpulkan saja dengan ringkas semampu saya.