Awalnya, Brooks adalah seorang pria yang takut dan bingung ketika pertama kali tiba di penjara.
Namun, seiring waktu, ia mulai merasa nyaman dengan rutinitas dan struktur kehidupan di dalam penjara.
Dia memiliki pekerjaan di perpustakaan penjara dan merasa memiliki tujuan serta posisi yang dihormati di antara sesama narapidana.
Brooks juga memiliki teman-teman di dalam penjara dan merasa seperti bagian dari komunitas yang tidak pernah dia alami di luar penjara.
Ketika Brooks akhirnya diusulkan untuk mendapatkan pembebasan bersyarat setelah menghabiskan lebih dari setengah abad di penjara, dia merasa takut dan tidak yakin bagaimana menghadapi dunia luar yang telah berubah selama bertahun-tahun.
Dia merasa tidak memiliki keterampilan atau koneksi yang diperlukan untuk bertahan di luar penjara. Dunia luar terasa asing baginya, dan dia khawatir bahwa dia tidak akan mampu beradaptasi dengan kehidupan di luar tembok penjara.
Saat akhirnya mendapatkan pembebasan bersyarat, Brooks mencoba untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan luar penjara.
Namun, dia segera menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan atau memiliki tempat tinggal stabil dan ia merasa kesepian serta kehilangan identitasnya sebagai seorang narapidana.
Brooks tidak dapat menangani tekanan dan ketidakpastian yang datang dengan kehidupan di luar penjara, dan akhirnya, perasaan tidak nyaman ini membuatnya terjebak dalam depresi yang mendalam.
Akhirnya, ia mengambil keputusan yang tragis di sebuah balok kayu sebelum mengakhiri hidupnya.
Brooks: Kenyamanan Dalam Keterbiasaan