Mohon tunggu...
MUJEGILU
MUJEGILU Mohon Tunggu... Freelancer - wibu jalur karir

Bahas anime, manga, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Perjuangan Seorang Guru dalam Film Hichki

23 Juli 2023   10:05 Diperbarui: 23 Juli 2023   11:06 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naina Mathur sedang memperkenalkan diri di sekolah barunya. Film Hichki (2018), yashrajfilms.com

"Tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya guru yang buruk" (Hichki)

Film "Hichki" merupakan salah satu karya perfilman India yang berhasil mencuri perhatian penonton dengan cerita inspiratifnya.

Disutradarai oleh Malhotra P. Siddharth dan ditulis oleh Anckur Chaudhry, Sidharth Malhotra, serta Ambar Hadap, film Bollywood ini menghadirkan kisah yang mengharukan tentang perjuangan seorang guru yang memiliki keterbatasan, yang diperankan oleh bintang terkenal Rani Mukerji. 

Diproduksi oleh Yash Raj Films, film ini meraih kesuksesan yang luar biasa dan mendapatkan sejumlah penghargaan serta apresiasi dari berbagai upacara penghargaan ternama.

Para pemeran lain yang turut berperan penting dalam film ini adalah Rohit Saraf dan Jannat Zubair Rahmani. Chemistry yang tercipta di antara mereka memberikan sentuhan emosional yang kuat dalam cerita film. 

Keberhasilan akting Rani Mukerji dan seluruh pemainnya berhasil menyampaikan pesan tentang kekuatan tekad dan semangat dalam menghadapi segala rintangan kehidupan.

Tidak hanya meraih pujian dari penonton, "Hichki" juga berhasil meraih rating yang cukup tinggi di IMDb, yaitu 7,5/10 dari sekitar 13 ribu penilai. Kesuksesan film ini juga tercermin dari berbagai penghargaan yang berhasil diraihnya. 

Dengan total lima penghargaan, termasuk dua dari Festival Film India Melbourne, Penghargaan Akademi Indywood, dan satu dari Festival Film Giffoni, "Hichki" membuktikan kualitasnya sebagai sebuah film yang inspiratif dan berdaya dorong.

Selain meraih penghargaan, film ini juga berhasil memberikan sejumlah nominasi kepada Rani Mukerji dalam kategori Aktris Terbaik di ajang penghargaan ternama seperti Filmfare, Screen, dan Zee Cine Awards. 

Nominasi-nominasi tersebut merupakan apresiasi atas akting luar biasa dari Rani Mukerji dalam memerankan karakter Naina Mathur dengan begitu mendalam dan meyakinkan.

Film "Hichki" sendiri merupakan sebuah buat ulang (remake) dari film Amerika berjudul "Front of the Class" (2008), yang berdasarkan pada buku otobiografi terkenal karya Brad Cohen dengan judul "Front of the Class: How Tourette Syndrome Made Me the Teacher I Never Had."

Dengan durasi 1 jam 56 menit, "Hichki" adalah film yang akan membawa penonton dalam perjalanan emosional tentang ketabahan dan semangat seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. 

Kisah Naina Mathur mengajarkan kita tentang arti pentingnya pendidikan, keberanian untuk melawan keterbatasan, dan betapa inspiratifnya seorang guru yang tidak pernah menyerah untuk membimbing dan memahami siswa-siswa dengan segala keunikan dan bakat yang mereka miliki.

Sinopsis Film Hichki (2018)

Dalam "Hichki," Rani Mukerji berperan sebagai Naina Mathur, seorang perempuan cerdas dan berbakat yang bercita-cita menjadi seorang guru. Namun, perjalanan hidupnya tidaklah mudah karena dia harus menghadapi tantangan berat berupa Tourette Syndrome.

Kondisi neurologis tersebut menyebabkan Naina mengalami gerakan dan suara yang tak terkontrol, yang seringkali membuatnya kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Meskipun memiliki semangat tinggi dan kecintaan yang besar terhadap dunia pendidikan, Naina seringkali dihadapkan pada kesulitan mencari pekerjaan sebagai guru karena kondisinya tersebut.

Tekad serta usahanya untuk bisa mengabdi di dunia pendidikan membuahkan hasil tatkala Naina mendapat kesempatan untuk mengajar di sebuah sekolah elit bernama St. Notker. 

Jika anda berpikir bahwa Naina akan bisa dengan mudah mendidik para murid, maka itu salah karena ia harus menghadapi kelas yang dianggap problematik oleh sekolah tersebut.

Mulanya ia ragu-ragu dengan keputusannya sendiri, namun Naina akhirnya mengambil tantangan tersebut dengan sepenuh hati. Ia pun mencoba melakukan pendekatan yang berbeda untuk menghadapi siswa-siswanya yang berperilaku nakal dan ceroboh.

Naina dengan gigih menghadapi tantangan dalam mengajar dan mendidik siswa-siswa yang sangat bermacam-macam. Ia harus mencari cara kreatif untuk mengatasi perbedaan ini dan mendekati setiap siswa dengan cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan mereka.

Tentunya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang instan dan mudah dilakukan sebab Naina harus memulainya dengan penuh kesabaran disertai jeri payah yang sangat besar karena selain membantu para siswa agar bisa mendapat nilai yang bagus, ia juga berusaha melakukan pendekatan dengan mengajarkan mereka nilai-nilai kehidupan yang penting seperti bahwa semua orang layak mendapat pendidikan dan perlakuan yang setara.

Setelah berhasil mendapatkan hati murid-muridnya, ia harus menghadapi ujian lain yakni membuat anak didiknya itu berhasil lolos ujian agar tetap bisa berada di sekolah tersebut. Perlu diketahui, kelas tempat Naina mengajar merupakan kelas yang dipandang jelek oleh sekolahnya sendiri.

Siswa-siswa di kelas tempat Naina mengajar itu memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda, dan kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke bawah ditambah beberapa di antaranya kurang termotivasi dalam belajar.

Naina berada di depan kelas 9F, sebuah kelas yang terdiri dari anak-anak yang tinggal di lingkungan kumuh di sekitar sekolah tersebut. Mereka adalah anak-anak yang hidup di tengah-tengah  keterbatasan namun tetap memiliki perjuangan menempuh dalam pendidikan.

Dalam sebuah penggusuran, pemerintah setempat berjanji untuk memberikan hak pendidikan kepada mereka dan oleh karenanya, para murid tersebut dibiarkan untuk melanjutkan sekolah di St. Notker. 

Kendati demikian, penerimaan mereka di sekolah tersebut kurang baik serta kerap dipandang sebelah mata dan salah satu faktornya adalah karena sekolah St. Notker merupakan sekolah elit yang mana murid-muridnya berasal dari kalangan menengah ke atas.

Hal-hal negatif itu kemudian dimunculkan dalam perilaku mereka sebagai murid yang kerap menjadi cibiran serta mendapat peringatan dari pihak sekolah. Kenakalan para murid kelas 9F itu juga membuat guru-guru yang mencoba untuk mengajar mereka menyerah dan tidak mau lagi masuk ke kelas tersebut.

Meski demikian, Naina tetap memandang wajah-wajah yang penuh potensi di depannya. Anak-anak itu mungkin memiliki latar belakang yang sulit, tetapi dia berusaha meyakinkan mereka agar memiliki impian dan harapan yang sama dengan anak-anak di tempat lain.

Tekad dan usahanya mungkin diragukan oleh banyak orang, namun Naina tidak pernah meragukan kemampuan anak didiknya tersebut. Baginya, setiap anak memiliki bakat yang unik, dan tugasnya sebagai seorang guru adalah untuk membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensi terbaik mereka.

Meskipun awalnya menghadapi penolakan dan kesulitan dalam memahami kondisi Naina, siswa-siswa mulai merespon baik pendekatan belajarnya yang inovatif dan kasih sayangnya terhadap mereka. Naina berhasil mendapatkan perhatian serta rasa hormat dari murid-muridnya, dan hubungannya dengan mereka menjadi semakin erat.

Namun, di tengah keberhasilan Naina dalam menginspirasi siswa-siswanya, tantangan baru muncul ketika beberapa orang tua dan bahkan rekan guru meragukan kemampuannya sebagai pengajar karena Sindrom Tourette-nya. 

Naina harus berjuang untuk membuktikan bahwa dia memiliki hak dan kemampuan yang sama untuk menjadi seorang pendidik yang berkualitas, terlepas dari kondisi medisnya.

Dalam perjalanannya sebagai guru, Naina juga menghadapi masalah pribadi dan keputusan-keputusan sulit yang harus diambilnya. Namun, dia tetap kuat dan berusaha menjadi contoh bagi para siswanya dan orang-orang di sekitarnya.

Melalui perjuangannya, Naina mengajarkan pentingnya empati, kesempatan yang setara, dan keberanian dalam menghadapi rintangan yang dalam hal ini seperti berani mengambil segala risiko atas keputusannya menjalani hidup sesuai dengan yang ia inginkan.

Perjuangan itu berbuah manis tatkala kelasnya yang dulu dipandang sebelah mata bahkan oleh sekolah itu sendiri justru berhasil mengharumkan nama St. Notker. 

Naina juga berhasil membuktikan bahwa semua orang memiliki hak untuk belajar dan mengajar tidak peduli latar belakang dan kondisinya seperti apa.

"Hichki" adalah kisah inspiratif tentang bagaimana seorang individu dengan tekad dan semangat tinggi dapat mengatasi rintangan dan membawa perubahan positif dalam hidupnya dan orang-orang di sekitarnya. Film ini memberikan pesan tentang pentingnya pendidikan yang setara bagi semua orang, dan kekuatan sejati dari cinta, empati, dan perjuangan dalam mewujudkan impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun