Mohon tunggu...
Fajar Hitam
Fajar Hitam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Berpikir!

Berpikir!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sawi (ABK) yang Malang di Sebuah Pulau

21 Januari 2018   12:15 Diperbarui: 22 Januari 2018   16:15 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Potret penulis di Pulau Buhung Pitue, Kecamatan Pulau 9 Sinjai

Lalu Istri Haerul Datang dengan pelan bersama dengan Bayi di kandungannya. "Sabar Yah Nak " sambil mengelus-elus kepala anaknya. Orang Sabar Pasti di sayng Tuhan. Lalu anaknya menangis dengan suara yang lantang sambil berteriak " Aku tidak mau jadi Sawi (Anak Buah Kapal) kayak Bapak, aku mau meraih cita-cita saya, pokoknya ayah harus berusaha meminjamkan uang untuk biaya pendidikan saya" sambil berlarih ke tempat tidurnya menangis tiada henti-henti.

Sebentar lagi Istri Haerul akan melahirkan. Ia pergi ke juragannya ( Pemilik Modal Nelayan Pattongkolo) menceritakan keadaan istrinya yang sebentar lagi melahirkan dengan maksud meminajm uang. 

Karena hasil bagiannya yang diperoleh setelah melaut beberapa bulan yang lalu habis di belikan untuk kebutuhan makan. "  Tabe' Puang, saya mau Pinjam uang untuk biaya Istri saya yang mau melahirkan. Nanti dipotong hasil bagian saya  setelah turun melaut". Lalu Pemodal itu memberikannya sesuai dengan permintaannya. 

Ia hanya meminta untuk biaya Istrinya yang ingin melahirkan. Ia takut meminjam untuk biaya pendidikan anaknya.  Dan telah pasrah agar anaknya kelak di ikutkan saja dalam aktifitas Pattongkolo yang sering disebut dengan Mattongkolo (Mencari Ikan Tongkol dan sejenisnya seperti ikan Tuna dll). Bagaimana tidak seperti itu. Pemodal bagi mereka adalah kelas yang tidak pernah rugi. 

Ia mengambil keuntungan 10 % dari hasil produksi mereka pada saat Mattongkolo, sebelum ungkos produksi di potong atau dalam keadaan kotor. Sementara itu kelas yang kedua yang paling banyak mengmbil keuntungan adalah pemilik kapal. Dia mengambil keuntungan 60% setelah pemodal mengambil bagiannya dan modal produksinya. 

Sementara itu Ponggawa Laut (Pemimpin aktifitas Abk di Laut) memperoleh 3 bagian  sementara sawi hanya memperoleh 1 bagian dari 40 % sisahnya dari Pemilik Kapal. 

Sementara Jumlah Sawi bisa 5 sampai 7 orang. Itulah kenpa keadaan sawi mengalami Stagnasi Kehidupan. Terjadi kemiskinan yang di sebabkan oleh sistem. Hingga dapat mengakibatkan keturunan sawi hanya dapat menjadi sawi jika tidak ada alternatf pekerjaan lain. Suatu Hari akan ada REVOLUSI karena tetangga Haerul sedang mencari Jalan Revolusi melalui Pendidikan Tinggi!!! Harus ADA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun