Mohon tunggu...
Fajar setiono
Fajar setiono Mohon Tunggu... Buruh - copywriter

Selalu bersyukur atas apa yang kita dapatkan.Jangan pernah menyerah sebelum kita mendapatkan apa yang kita inginkan.Selalu semangat dan pantang menyerah!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejadian yang Tak Terduga

13 Agustus 2024   07:04 Diperbarui: 13 Agustus 2024   07:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian yang Tak Terduga

Hidup Budi selalu berjalan monoton. Setiap hari dia bangun pagi, berangkat kerja, pulang malam, lalu tidur. Begitu terus dari Senin sampai Jumat. Akhir pekan dia habiskan di rumah, menonton TV atau bermain game. Rutinitas ini membuatnya merasa hidup seperti robot, tanpa kejutan atau hal menarik.

Suatu hari, saat sedang dalam perjalanan pulang, Budi merasa bosan dengan hidupnya yang begitu-begitu saja. Dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dia memutar balik mobilnya dan menuju ke arah yang tak biasa, ke sebuah daerah pinggiran kota yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Sesampainya di sana, Budi melihat sebuah kafe kecil yang tampak sepi, namun nyaman. Dengan penasaran, dia memutuskan untuk masuk dan menikmati secangkir kopi. Suasana di dalam kafe itu terasa hangat dan damai, sangat berbeda dari hiruk-pikuk kota.

Di dalam kafe, hanya ada satu pengunjung lain, seorang pria tua yang duduk di pojok, menatap keluar jendela. Budi memilih duduk di meja dekat pintu, memesan secangkir kopi, lalu mulai mengamati pria tua itu dari kejauhan.

Setelah beberapa saat, pria tua itu menoleh dan menyadari bahwa Budi sedang memperhatikannya. Pria itu tersenyum ramah dan memberi isyarat agar Budi bergabung di mejanya. Budi, yang tak punya alasan untuk menolak, mengambil cangkir kopinya dan duduk di hadapan pria itu.

"Kamu kelihatan seperti sedang mencari sesuatu," kata pria itu dengan suara serak namun penuh kehangatan.

Budi mengangguk pelan. "Mungkin begitu. Saya merasa hidup saya monoton, tak ada kejutan, tak ada yang menarik."

Pria tua itu tertawa kecil. "Hidup ini memang sering kali begitu, tapi kadang hal menarik datang saat kita tak menduganya."

Mereka pun mengobrol panjang lebar. Pria tua itu bercerita tentang hidupnya yang penuh petualangan, tentang tempat-tempat yang pernah dia kunjungi, dan tentang orang-orang yang dia temui. Budi mendengarkan dengan penuh antusias, merasa bahwa ini adalah pertama kalinya dia benar-benar mendengar cerita yang hidup.

Waktu berlalu begitu cepat. Jam di dinding kafe menunjukkan sudah hampir tengah malam. Budi merasa enggan berpisah dengan pria tua itu, tapi dia tahu harus segera pulang. Sebelum berpisah, pria tua itu memberikan sebuah buku kecil kepada Budi.

"Bacalah ini, mungkin ini bisa membantumu menemukan apa yang kamu cari," katanya sambil tersenyum.

Budi menerima buku itu dengan rasa terima kasih, lalu meninggalkan kafe. Dalam perjalanan pulang, dia terus memikirkan pria tua itu dan cerita-cerita menarik yang baru saja dia dengar.

Sesampainya di rumah, Budi langsung membuka buku kecil itu. Halaman pertama berisi kalimat singkat: "Jangan takut mencoba hal baru, karena mungkin itulah yang akan mengubah hidupmu."

Budi tersenyum dan melanjutkan membaca. Buku itu ternyata berisi catatan harian pria tua tersebut, penuh dengan kisah-kisah petualangan yang luar biasa. Budi merasa semakin terinspirasi, dan dia bertekad untuk mulai mengubah hidupnya.

Keesokan harinya, Budi memutuskan untuk kembali ke kafe itu dan berterima kasih kepada pria tua tersebut. Namun, saat dia sampai di tempat yang sama, dia terkejut mendapati bahwa kafe itu tidak ada. Yang ada hanyalah sebuah bangunan tua yang tampak sudah lama ditinggalkan.

Dengan rasa bingung, Budi bertanya kepada seorang penduduk setempat. Orang itu menjelaskan bahwa kafe yang Budi maksud sudah tutup bertahun-tahun yang lalu setelah pemiliknya, seorang pria tua, meninggal dunia.

Budi merasa bulu kuduknya meremang. Dia tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. Bagaimana mungkin dia bisa bertemu dengan pria itu semalam?

Dia membuka kembali buku kecil yang diberikan pria tua itu. Di halaman terakhir, dia menemukan sebuah catatan tertulis tangan: "Terima kasih sudah mendengarkan ceritaku. Kini giliranmu untuk menciptakan ceritamu sendiri."

Budi terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja terjadi. Akhirnya, dia tersenyum. Entah bagaimana, dia merasa lebih hidup daripada sebelumnya. Mungkin, pikirnya, hidup ini memang penuh dengan kejutan yang tak terduga---dan dia baru saja mengalami salah satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun