"Sari, aku rindu rumah. Aku rindu kamu, Ibu, dan segala kenangan yang kita miliki di desa ini," tulis Bima dalam suratnya. Sari tersenyum kecil, mengenang masa-masa indah ketika mereka masih kecil. Mereka selalu bermain di tepi sungai ini, berkejar-kejaran di ladang, dan menikmati kebersamaan.
Hari demi hari berlalu dengan cepat. Sari mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan Bima. Rumah mereka yang sederhana dibersihkan, makanan kesukaan Bima dimasak, dan bunga-bunga segar diletakkan di meja makan. Desa pun seakan ikut menyambut kepulangan Bima, semua orang sibuk membantu persiapan.
Pada hari yang dinanti, Sari bangun lebih awal dari biasanya. Ia mengenakan baju terbaiknya dan berdiri di depan rumah dengan hati yang penuh harap. Dari kejauhan, suara deru mobil terdengar semakin mendekat. Tak lama kemudian, sebuah mobil tua berhenti di depan rumah mereka. Pintu mobil terbuka, dan Bima pun keluar dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Sari!" seru Bima sambil berlari menghampiri adiknya. Mereka berpelukan erat, melepas rindu yang sudah lama terpendam.
"Ibu di mana?" tanya Bima.
"Ibu sedang memasak di dapur, menyiapkan makanan kesukaanmu," jawab Sari dengan mata berbinar. Mereka pun masuk ke dalam rumah, dan suasana hangat segera terasa di antara mereka. Ibu yang mendengar suara mereka langsung keluar dari dapur dengan air mata kebahagiaan.
"Bima, kamu sudah pulang, nak," ucap Ibu sambil memeluk anaknya.
Hari itu penuh dengan tawa dan cerita. Bima berbagi kisah tentang kehidupannya di kota, tentang tantangan dan pencapaiannya. Sari dan Ibu mendengarkan dengan antusias, merasa bangga dan bahagia melihat Bima yang sudah tumbuh menjadi pria yang tangguh dan sukses.
Senja pun tiba, dan mereka bertiga duduk di teras rumah, menikmati pemandangan matahari yang perlahan-lahan tenggelam di balik bukit. Sari menatap Bima dengan penuh kasih, merasa bersyukur karena keluarganya akhirnya kembali utuh.
"Bima, apakah kamu akan tinggal di sini selamanya?" tanya Sari.
Bima tersenyum dan mengangguk. "Ya, Sari. Aku sudah cukup merantau. Aku ingin tinggal di sini, bersama kalian, menikmati kedamaian desa ini."