Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Prolerarian

2 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari-hari kian jahanam

Aspal hitam melilit sendal para pejalan

Orang kantoran terbirit-birit keringetan 

Merintih dan sesekali melihat jam tangan

Derita hidup mengepung waktu

Isi perut anak dan istri jadi alarm tidurnya 

Sesekali ia menadah ke langit, sebab ia yakin tuhan tidaklah pelit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun