Mohon tunggu...
muhamad fajar nugraha
muhamad fajar nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Penelitian Mahasiswa Universitas Pakuan di RS Jiwa Marzuki Mahdi Bogor untuk Mendalami Aspek Kesehatan Mental dan Psikologis

24 Juni 2024   00:20 Diperbarui: 24 Juni 2024   01:04 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

dokumentasi pribadi 
dokumentasi pribadi 
Kunjungan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan (FISIB UNPAK) ke Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi (RSJ MM) pada tanggal 4 Juni 2024 merupakan upaya untuk memperdalam pemahaman tentang komunikasi terapeutik dengan pasien gangguan jiwa. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk melatih mahasiswa dalam teknik komunikasi yang efektif dan empatik, serta untuk mengurangi stigma terhadap individu dengan gangguan mental. Selain itu, kunjungan ini juga bertujuan untuk membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang berguna dalam karir mereka di bidang sosial dan budaya.

Perawat aula di Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi (RSJ MM) menjelaskan prosedur penerimaan pasien yang melibatkan rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas. Proses penerimaan ini mencakup berbagai tahap, termasuk kunjungan ke poli klinik, psikiatri, dan instalasi sosial. Pembayaran perawatan dapat dilakukan melalui BPJS atau secara mandiri; usia yang dicover oleh BPJS adalah 19-49 tahun, sedangkan pasien di luar rentang usia ini harus menanggung biaya sendiri.

RSJ MM juga menerima pasien gelandangan dengan syarat harus ada rujukan dari dinas sosial, yang anggarannya disediakan oleh negara. Di Mandiri Ekonomi Sosial (MES), maksimal 10 pasien dilatih untuk kembali mandiri sebelum reintegrasi ke masyarakat, dengan fokus pada konsentrasi, daya pikir, daya ingat, dan keterampilan sosialisasi.

Program tata boga di RSJ MM memberikan kelas mandiri dengan tingkat keterampilan mulai dari dasar hingga mahir. Pasien yang tinggal di wisma RSJ MM menerima penyediaan makanan, sementara mereka yang memilih paket inap harus mencari makanan sendiri.

Menurut perawat Ruang Sadewa di Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi (RSJ MM), target perawatan pasien adalah selama 18 hari dengan tujuan mencapai kondisi ketenangan. Jika pasien belum pulih, perawatan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. Pengobatan pasien berdasarkan rekomendasi dokter dan dapat bervariasi, terutama untuk mereka yang mengalami depresi.

Kegiatan harian pasien di RSJ MM meliputi rutinitas kebersihan pagi, ibadah, senam, sarapan, dan interaksi sosial, yang disesuaikan dengan gejala masing-masing pasien. RSJ MM menyediakan berbagai kelas seperti vokasional, hidroponik, dan tataboga untuk meningkatkan keterampilan pasien.
Pasien rawat jalan menjalani kontrol rutin, sementara pasien inap memerlukan pengawasan terus-menerus karena risiko kekerasan. Keberhasilan pengobatan dievaluasi oleh dokter berdasarkan komunikasi pasien, aktivitas mereka, dan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan termasuk konsumsi obat dan suntikan, yang disesuaikan dengan gejala individu.

Pasien yang sudah stabil diajak untuk berkomunikasi guna mengidentifikasi akar permasalahan mereka. Penempatan pasien dilakukan di ruang yang sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. Mayoritas pasien rawat jalan di RSJ MM mengalami gangguan mental seperti depresi.

Psikolog di Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi (RSJ MM) menjelaskan bahwa setelah pasien pulih, mereka akan dikembalikan ke rumah masing-masing. Namun, seringkali keluarga mengalami kesulitan dalam memberikan aktivitas yang bermanfaat bagi pasien. Oleh karena itu, RSJ MM menyediakan program kegiatan harian yang dirancang untuk mendukung kesehatan mental pasien. Ini termasuk aktivitas pagi seperti belajar mencuci tangan dengan teknik yang benar dan kelas vokasional untuk mengembangkan keterampilan praktis.

Kegiatan sehari-hari dari Senin hingga Jumat di RSJ MM mencakup pelatihan keterampilan hidup seperti menyetrika dan menyapu. Tim seleksi yang terdiri dari psikolog, perawat, dan terapis bertanggung jawab memantau dan mendukung kegiatan pasien. Tujuan dari semua ini adalah agar pasien dapat memanfaatkan kemampuan yang telah dipelajari di RSJ MM, baik untuk diterapkan di rumah maupun untuk mencari pekerjaan.

Sebagai contoh, Beno, seorang pasien RSJ MM yang mengikuti kelas Tataboga, menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam pengendalian diri dan keterampilan praktis. Di tingkat rehabilitasi yang telah dicapainya, Beno sudah mampu mengontrol dirinya dengan baik dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan membuat roti di kelas Tataboga. Kegiatan ini tidak hanya membantu Beno meningkatkan keterampilan memasaknya, tetapi juga memberikan rasa pencapaian dan meningkatkan kemandirian. Melalui program ini, Beno berhasil mengembangkan rasa percaya diri dan menemukan nilai dalam rutinitas sehari-hari, yang merupakan bagian penting dari proses pemulihan mentalnya di RSJ MM.

Kesimpulan
Kunjungan ini berhasil mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik mereka melalui interaksi langsung dengan pasien di RSJ MM. Mereka belajar untuk berkomunikasi dengan penuh empati dan memahami kebutuhan serta tantangan yang dihadapi oleh pasien dengan gangguan jiwa. Dengan demikian, kunjungan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa, tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya dukungan sosial dan rehabilitasi dalam proses pemulihan pasien.

Hasil wawancara dengan staf RSJ MM, termasuk perawat dan psikolog, mengungkapkan proses perawatan yang komprehensif dan beragam, mulai dari pengelolaan medis hingga rehabilitasi keterampilan hidup. Program-program seperti kelas vokasional dan tataboga memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengembangkan kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup mereka setelah meninggalkan RSJ.  

Dengan demikian, kunjungan ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa FISIB sebagai bagian dari pendidikan mereka, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mengubah persepsi dan sikap terhadap individu dengan gangguan mental di masyarakat. Diharapkan pengalaman ini akan terus memberi dampak positif dalam kariernya sebagai agen perubahan sosial di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun