Ada perasaan kecewa yang membuat saya jengkel juga agak merasa drop, karena pada siapa saya harus mengalamatkan kecewa tersebut, tapi jika ini adalah cobaan yang harus dijalani kenapa tidak? semoga saya termasuk golongan hamba Allah SWT yang bersyukur.Â
Semua berawal dari tahun 2022 lalu, pada pertengahan bulan desember saat dilakukannya tes Medical chek up. Seumur hidup dan tiap kali melakukan rangkaian proses tes MCU semodel ini, tapi ini adalah pertama kalinya saya melakukan tes ishihara.
Tes Ishihara dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang sedang di tes tersebut memiliki kepekaan terhadap warna untuk dapat dinilai dan ditentukan apakah memiliki masalah pada mata yakni buta warna. Mungkin beberapa rekan atau pembaca juga pernah melihat atau melakukan tes model ini, dimana berupa membaca angka yang terbuat dari titik warna tertentu dalam satu bulatan penuh titik warna lainnya. Dari 10 gambar saya hanya dapat menjawab 3, akhirnya kepastian jika saya buta warna keluar setelah keseluruhan akhir tes MCU dilakukan dimana saya akan berjumpa dokter umum untuk berkonsultasi, kemudian saya di vonis buta warna parsial.
Apa itu buta warna? yakni ketidakmampuan perangkat mata untuk membedakan corak warna sama sekali, sedangkan buta warna parsial adalah keterbatasan perangkat mata untuk memindai sebagian warna. Kemudian dikarenakan saya masih mampu membedakan warna maka saya dimasukan dalam keadaan buta warna parsial yang mana artinya masih memiliki kemampuan untuk membedakan warna.
Saya masih dapat dengan baik membedakan warna warna dasar bahkan untuk warna pelangi dan semua warna spidol dan pensil warna yang biasa dijual dipasaran. Akan tetapi beberapa warna turunannya saya sungguh sulit membedakan kembali. Sampai ada keterangan di hasil cek kesehatan agar saya tidak ditempatkan di bagian pekerjaan yang membutuhkan ketelitian warna. Setidaknya yang patut saya syukuri pekerjaan saya membutuhkan ketelitian berhitung dan kemampuan membaca dan mengetik yang baik.
Sebut saja seperti pada warna hijau tua yang ada di warna baju tentara, dimana saya berdebat dengan dua orang kawan, lantaran saya akan bilang itu coklat muda dengan keukeuh, juga perdebatan lainnya dimana saya berkata untuk kerudung teman saya yang saat itu dipakai memiliki warna merah muda tua sedang yang lain berkata itu adalah ungu muda.Â
Rasanya dunia saya sempat berhenti berotasi atas apa yang saya harus terima ini, saya menerima dengan sangat jika akhirnya saya memang buta warna tetapi alhamdulillahnya parsial. Bayangkan jika saya mesti bekerja di toko bangunan dimana saya harus mampu menyebut semua warna dan turunnnya dari yang cerah ke yang lebih gelap jika tanpa penujuk katalog warna, bisa bisa hancur inpian orang mengecat rumah.
Ada beberapa sebab yang membuat orang pada umumnya memiliki gangguan penglihatan ini, salah satunya adalah faktor keturunan adapula yang disebabkan faktor lain dikarenakan memiliki penyakit yang diderita, semisal diabetes, leukemia dan beberapa penyakit lainnya termasuk mata minus, yup saya juga minus sudah mencapai 5 bahkan di kedua mata saya. Pengaruh alkohol yang dikonsumsi juga memiliki pengaruh pada kesehatan mata, selain itu juga dapat disebabkan oleh kerusakan syaraf pada retina mata dan cidera atau bahkan jika terpapar zat kimia.
Saat bertambahnya usia selain kemungkinan mengalami rabun dapat berpengaruh juga pada berkurangnya kemampuan penglihatan untuk membedakan suatu jenis warna. Jika ada yang bertanya apakah saya perlu ke dokter? Sebetulnya saya merasa tidak perlu yang saya lebih khawatirkan adalah minus mata saya makin tinggi.
Kemudian saya melaukan pencarian melalui internet dan berkonsultasi via chat diaplikasi daring, ternyata untuk mengobati buta warna termasuk buta warna parsial, rasanya belum ada cara pengobatan untuk betul betul memulihkan keadaan agar normal seperti orang lain umumnya. Tetapi bagi rekan yang merasa buta warna ini mengganggu sebetulnya dapat berkonsultasi dengan dokter. Jika tidak salah ada kacamata khusus yang dapat membantu penderita buta warna ini agar mampu membedakan warna. Efektif atau tidaknya itu mungkin akan tergantung dengan berapa banyak parahnya buta warna tersebut.
Buta warna secara studi ilmiah yang pernah dilakukan dapat di bedakan menjadi beberapa jenis dan akan tergantung pada sel pigmen mana di dalam mata yang tidak berfungsi secara sempurna. Gejala ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu yang parsial merah-hijau, yang parsial biru-kuning, dan buta warna total atau secara keseluruhan tidak mampu membedakan warna.
Tapi di balik kenyataan yang kini telah saya terima sepenuh diri, memiliki pola hidup sehat sangat penting agar kita tetap bugar dan mampu menjalani hari dengan keadaan jasmani yang rohani yang tangguh. Tidak ada salahnya mempertahankan kecukupan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh dengan vitamin kemasan, tetapi lebih baik dengan anjuran dokter. Untuk pemenuhan vitamin juga yang paling bijak adalah dengan mengkonsumsi mlalui sumber vitamin serta serat yang alami baik itu dari sayur, buah serta daging dan tentunya dengan seimbang jangan berlebihan.Â
Menjaga kesehatan mata juga perlu dilakukan dengan mengurangi paparan sinar biru dari ponsel, televisi, monitor laptop/komputer maupun sinar ultraviolet dari matahari. Dapat juga memiliki cairan pencuci mata terutama jika kita merasa rentan terhadap partikel polutan yang di dapat di udara, termasuk di dalamnya memiliki obat tetes mata untuk pertolongan pertama pada iritasi mata akibat ringan.Â
Tidur yang cukup dan manjakan mata anda dengan banyak melihat warna warna hijau atau biru alam. Warna Hijau dan biru ini dikatakan mampu memberikan kesan santai pada mata walau tidak ada kaidah ilmiah memberikan pernyataan bisa menyehatkan mata. Tetapi kemampuan memberi kesan tenang juga baik untuk pikiran, bukankah berfikir positif itu baik. Keseimbangan emosi juga perlu dijaga agar mata juga bagian tubuh lainnya dalam diri stabil dan sehat.
Jika merasakan gejala yang tidak biasa pada mata atau ya pada dasarnya pada bagian tubuh lainnya segera lakukan pemerikasan dini ke dokter terdekat untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Salam super salam semangat
Tangerang 15 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H