Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuberi Nama Dia Sendu

30 Mei 2022   21:52 Diperbarui: 30 Mei 2022   21:57 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulirik seraut wajah di spion 

Wajah putih pucat pasi...

Kulirik sekali lagi di spion 

Ku perhatikan baik baik 

Memang ada yang duduk 

Berjarak tak beranjak dari sisi belakang  

Padahal tak siapapun kubonceng

Tapi aku tak peduli aku masih melaju 

Sampai didepan rumah kecil yang kuhuni 

Dia masih duduk dibelakang. 

Aku pun tak menegurnya 

Dia hanya tertawa sendu  

Lalu pergi menghilang seperti bias. 

Bukan sekali atau dua kali dia menumpang 

Apakah aku takut? 

Kurasa tidak, sudah aku melihat dia dari masa remaja. 

Bahkan buku kuduk tak pernah merinding jika ada dia, aneh kan?

Apakah dia hantu? Mungkin saja karena hanya aku yang melihatnya. 

Apakah aku indigo? Tidak juga hanya dia yang aku lihat tanpa ada yang lain. 

Kadang aku kira ini halusinasi, nyatanya memang hanya aku yang melihatnya. 

Mungkin perlu aku pergi ke psikiater untuk memastikan. 

Setahuku ditanggung layanan BPJS.

Aku tak pernah bertanya pada si Mbak wajah pucat pasi. 

Entahlah tidak ada pertanyaan pasti karena aku kadang tak peduli. 

Dia hanya duduk disana di depan rumah di teras depan. 

Naik diboncengan lalu jika sudah bosan menghilang dengan tawa yang sendu. 

Aku beri nama dia Mbak Sendu saling hapal dengan suara yang terluka. 

Sendu, pada tawa yang dingin di rambatnya suara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun