lagu lagu itu, suara penyanyi itu lagi lagi mengalun terulang terus menerus seperti candu
padahal tak sekalipun dalam perintah diriku dalam sadar untuk memuat daftar putar mereka
dan tak satupun suara suara itu bebunyi dari gawai yang kupunya, semua dimulai di pikiran
sampai kadang aku merasa gila sendiri, dalam senyum juga air mata yang turun begitu saja
saking penuhnya semua dalam kepala sampai satu persatu mesti di pindai ulang, saking padatnya isi kepala
Banyak mimpi yang terkubur,Â
mengorbankan waktu tidur,Â
Aku masih ada sampai di sini,Â
melihatmu kuat setengah mati,
seperti detak jantung yang bertaut,Â
nyawaku nyala karena denganmu (Nadin Amizah, Bertaut)
Tenang, tenang yang tak kunjung datang
Menanti-nanti cahaya-Mu, beri aku petunjuk-Mu
Tenang, tenang, oh, datanglah tenang hari ini (Tenang, Yura Yunita )
dalam diam, dalam tangis kurasakan damai, karena kadang air mata perlu hadir untuk meluruh semua perih
kadang dalam diam kita hanya perlu sunyi untuk datang meregenerasi hati yang patah dan tubuh yang bobrok
dalam diam, dalam tangis kurasakan damai,cukup semalam kurasa tepat karena energi itu akan datang lagi
seperti nama depan yang tersemat semua bisa dimulai lagi dan dikerjakan lagi setelah Fajar