dalam cangkir besar yang berputar putar aku duduk termenung
aku tidak melihat sekelilingku,tapi disana ramai banyak yang ingin naik wahana ini.
pernahkan terlintas damai dalam hidup? jawabnnya tidak.
semua kembali ke awal lagi, aku selesai dan mengantri lagi untuk naik wahana ini.
lagi, mengantri bergerombol bersama ibu ibu dan bocah bocah taman kanak kanak.
aku memindai dengan jelas nama wahana ini poci poci
kenapa tidak naik bianglala atau hysteria, sayangnya takut ketinggian.
dalam cangkir besar yang berputar putar aku diam menantang
aku bodoh seperti dua dadu dalam cangkir yang ingin melompat keluar
berjudi dengan keadaan dan sayangnya aku payah dalam menebak nebak
buktinya aku gagal mempertahankan smeua ini denganmu
aku meratapi semua kesalahan yang aku buat kemarin kemarin,Â
wahana ini masih berputar dan perlaham mengingatkanku tentang hal hal sia sia yang aku lakukan.
salah satunya dengan merindukanmu, dengan mengharapkamu.
dalam cangkir besar yang berputar putar aku diam diam menangis
tak pernah berharap poci poci ini berhentiÂ
jika waktunya habis aku akan mengantri lagi sampai nanti jam buka tutupnya berakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H