Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Industri Ponsel Tanah Air: Asing (Part 1)

2 Juni 2020   02:40 Diperbarui: 2 Juni 2020   10:08 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri pembuatan Ponsel Lokal Seyogyanya tidak terbantu banyak dengan menggemanya TKDN, yakni Tingkat Kandungan Dalam Negeri. Kalaupun Produk Asing, maaf saya koreksi jenama asing yang di buat dan duiedarkan di tanah air, tentulah masih menggunakan stnadar internasional dengan kualitas dan standar yang sama sesuai tipe yang keluar di pasar global.

TKDN ini juga kadang sulit dipenuhi oleh pemilik jenama Asing tersebut lantaran Pabrikan komponen di tanah iar masih jarang. Padahal jika pebrikan komponen ini sudah banyak maka tidak perlu juga repot repot impor. Kualitas tentu tidak perlu diragukan karena pasti pabrikan komponen harus sesuai standar jika tidak sesuai bisa gawat poduksi akhirnya.

Tapi sebetulnya kita sudah ketinggalan jauh dari India. Mungkin pasar India masih lebih banyak bisa berkembang, mengingat pertumbuhan penduduk yang tinggi, Jumlah peduduknya saja nyaris 5 kali penduduknya lebih banyak dari Indonesia. Juga rata rata perusahaan global berbasis teknologi memiliki rata rata orang India yang menjadi pejabat atau pemangku jabatan terkemukanya.

Juga terdampak dari program Swadesi India yang mencakup 25 urusan ekonomi. Taglin dan program ini telah diluncurkan oleh Pemerintah India sejak September 2014 untuk mendorong perusahaan memproduksi produk-produk mereka di India dan bergairah dengan investasi khusus di bidang manufaktur. Oke Indonesia juga jangan kalah ya, jika kita tidak banyak target secara Rakyat indonesia masih kurang dari seperempat penduduk India. Target negara negara Asean , Kepulauan Pasifik, Australia atau Serlandia Baru bisa di bidik sebagai Pasar nya kan?

TKDN ditahan air sudah sangat flexibel, terutama agar menggenjot alih teknologi mungkin, atau mempertahankan agar perekonomian dari pabrikan ponsel tetap jalan. Karena selain pajak tentu saja ada tenaga kerja lokal yang diserap sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Dengan demikian masyarakat sekitar pabrik dan pemda lokal juga dapat pemasukan secara ekonomi. 

Tadi saya singgung flexibelnya TKDN, ada 3 skema TKDN yang dapat di pilih vendor, yakni Investasi Hardware, Invesatasi Hardware serta Investasi yang memiliki nilai setara dengan realisasi point pertama dan kedua. 

Beberapa Vendor semodel Samsung yang sudah punya pabrik sendiri khusus ponsel sejak 2015, juga termasuk pabrik elektronik non ponsel tentu tidak sulit untuk memenuhi Investasi Hardware, ini diikuti oleh Oppo, Vivo dan Realme, keluarga merek ponsel ini yang juga sama sama anak turunan usaha BKK electronic Coorporation dari Tiongkok. Selain saudara nya OnePlus yang memang tidak masuk ke tanah air mereka sudah membuka pabrik di Jakarta dan Tangerang. Tetapi walaupun sodaraan mereka tetap berdiri sendiri sendiri. 

Adapula yang meraih kerjasama melalui cara dengan menggandeng perusahaan Electronic Manufacturing Services lokal. Contoh Vendor Asus dan Xiaomi yang memproduksi ponsel nya melalui perusahaan Sat Nusa Persada yang berlokasi di Batam. Perusahaan ini juga yang memproduuksi beberpa merek yang sekarang sudah pergi karena tidak sanggup bersaing. Contoh Hisense juga yang pernah berjaya dengan Operator Samrtfren dengan Andromaxnya tidak bisa bertahan dengan merek sendiri. 

Bahkan Vendor Ponsel selain Hisense yang pernah join dengan Smartfren dalam mempoluplerkan Ponsel Andromax yang katanya vendor besar di negara asalnya tidak dapat bersaing. Bahkan sampai akhirnya Smartfren pindah total ke 4G mereka yang mendukung nya dan akhirnya dagang dengan Merek sedniri sudah tenggelam lagi. 

Ponsel Andromax hanya penggerak pasar Smartfren, karena saat itu jarang Vendor yang memproduksi ponsel berbasis CDMA jarang sekali, saat era 4g juga awal awal saja lantaran banyak ponsel merek dunia yang jaringan 4g nya bisa masuk jejaring sinyal Operator denga Logo terbalik itu. Apalagi di Frekuensi 2300 MHz, Smartfren tidak akan lagi sendirian karena Telkomsel lulus pada lelang jaringan. Tentu setelah Bolt hengkang juga, fyi jaringan bolt walau sama sama 2300 MHZ skalanya lokal bukan nasional seperti Samrtfren ataupun Telkomsel.

Kolaborasi Infinix juga setelah denga perusahaan dari batam tadi juga akhirnya berlabuh dengan perusahaan lokal lain untuk berpatner yakni PT. Adi Reka Mandiri (ARM) saya sih tidak begitu ngeh kelanjutan usahanya. PT BB MErah putih juga sebagai salah satu pabrikan yang punya lisensi pembuatan Ponsel Blacberry , tetapi setelah divisi Ponsel Perusahaan yang pernah ngetop dengan BB messenggernya  ini dibeli TCL tidak adalagi kabar beritanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun