Aku memimpikan hal hal aneh?
Rumah masa kecil yang dijual di saat aku SMP.
Angkot yang biasa aku tumpangi saat aku SMA.
Dan kenapa aku mesti jadi magang diSD itu.
Aku keluar dengan seragam SMA, menunggu angkot untuk sekolah.
Dari Rumah lama yang dijual nenek saat aku SMP.
Tapi tujuanku untuk magang di SD tempat aku lulus di 2001 silam.
Aneh bukan? tapi saat aku bercermin tampang ku Tua.Â
Maksudku tampang aku di usia 31 saat ini.
Hahahaha, mimpi itu sesaat aku tidur nyaris saat suara Adzan berkumandang.
Dasar aku pemalas, mimpi itu singkat. Untungnya aku masih sempat shalat, mepet hampir terbit.
Dasar penuh setan badan ini atau aku sudah jadi setan?
Amit amit aku masih mau masuk sorga, masih tahu jika Taubat bisa merubah banyak hal.
Perlu di rukyah aku, agar sadar dan kembali pada jalan yang benar.
Mimpi yang aku bilang tadi singkat padat tapi Aneh.
Tapi menyeramkan bagi saya. Sebelum lebaran kemarin Aku bermimpi tentang ibuku.
Tiga hari setelahnya lebaran kedua Ibuku Mangkat.
Di mimpi itu pula ibuku Mangkat.Â
Aku agak merinding aku ngeri.
Apakah itu pertanda atau hubungan batin.Â
Entahlah aku gusar. Aku kini agak seram jika mesti bermimpi.
Apakah aku indigo? jika ya kenapa aku tidak menaruh nomor togel saja?
Tapi aku sadar itu haram padahal saat dulu aku pernah kasih nomor dan tembus.
Temanku yang pasang, bukan aku.Â
Aku takut bermimpi, rasanya tidur tidak senyenyak dulu.
Saat aku kecil tiap bermimpi turun dari angkot bareng Unyil aku meriang panas.Â
Benar benar unyil versi dulu, ya Unyil kini pun tak ubah,
masih percis sama seperti  saat aku kecil sampai sekarang punya laptop.
Disana tubuhku percis seperti unyil. Turun dari angkot angkotan.
Matahari nya terik tapi tercipta dari bohlam yang kini suka dipakai ternak ayam.
Bohlam kini berganti LED, terang terang terus terang semua terang terus.Â
Aku lebih suka berkhayal.
Omong kosong yang tidak ada teka teki.Â
Dan tidak mungkin di hubungkan dengan takdir dan hal hal yang belum terlihat nanti.
Aku lebih suka berkhayal.
Penuh cinta dan jelas jelas tidak akan sakit jika ternyata tidak terjadi.
Aku lebih suka berkhayal menjadi kenyataan , karena khayalan aku yang atur.
Daripada mimpi yang random, yang kadang manis atau pahit.
Senangkah jika mimpi buruk jadi kenyataan.Â
Aku tahu bermimpi bisa bersambung.Â
Aku mengalamninya, bahkan jadi sekuel. Jujur lho ini.
Tapi sayangnya berkhayal bisa berjilid jilid dengan banyak akhir yang menyenangkan.
Aku memilih semua khayalanku menjadi kenyataan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H