Apalagi, perkebunan tersebut berada di daerah bukit-bukit, dengan kondisi jalan yang ada saat itu adalah jalan bertanah, jika musim hujan tiba, jalan itu pun jadi menyulitkan karena berlumpur.Â
Alat transportasi pun terbatas untuk memindahkan hasil bumi hanya mengandalkan tenaga manusia akibatnya prosesnya jadi lambat dan kapasitasnya terbatas.
Tanam Paksa Yang Kejam
Tanam paksa atau cultuur stelsel menjadi cikal bakal lahirnya ide pembangunan jalur kereta api. Dilakukan oleh Gubernur Jenderal van den Bosch, saat diperkenalkan kepada masyarakat, sistem ini sangatlah mudah dijalankan. Tetapi tidak pada kenyataannya, justru malah memberatkan masyarakat karena tidak sesuai pada awalnya.Â
Tanam paksa sangat berarti bagi kolonialis Belanda karena berguna untuk mengisi kembali kas negara yang kosong, sedangkan bagi Indonesia tanam paksa menyebabkan kemelaratan serta penderitaan. Sistem ini mengakibatkan kematian masyarakat karena kelaparan di Cirebon (1848), serta Grobogan (1849).
Mulai Beroperasi
Jalur kereta pertama di Indonesia resmi dioperasikan pada 10 Agustus 1867. Jalur kereta api ini menghubungkan Semarang dengan Grobogan.Â
Peresmian jalur yang sangatlah sepi dan sunyi itu dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Ary Prins. Sejak itu, kereta api mengubah wajah kolonialis Belanda dengan terpacunya ekonomi dan pertumbuhan fisik daerah-daerah yang dilewatinya.
Jalur-Jalur Lainnya di Jawa
Setelah beroperasinya jalur kereta api dari Semarang menuju Grobogan, pada 10 Februari 1870 dibuka lah jalur sampai ke Solo.Â
Dari Solo, pembangunan jalur kereta juga diteruskan sampai ke Yogyakarta. Pada 21 Mei 1873, jalur kereta dari Semarang ke Surakarta sampai Yogyakarta diresmikan. Tepat pada tahun itu juga jalur kereta dari Batavia ke Buitenzorg selesai.