Mohon tunggu...
Fajar Efendi Daulay
Fajar Efendi Daulay Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 7 Medan

Seorang anak muda yang mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan. Merupakan seorang guru pemasaran di SMK Negeri 7 Medan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah Melalui Hukuman Disiplin Sekolah

1 Agustus 2018   23:06 Diperbarui: 1 Agustus 2018   23:54 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabel 2.

Daftar Buku Bacaan Siswa

  • No
  • Hari
  • Jenis Buku
  • Keterangan
  • 1
  • Senin
  • Sejarah, bahasa dan sastra, biografi, filsafat dan ideologi
  • 2
  • Selasa
  • Budaya, ekonomi dan bisnis,
  • 3
  • Rabu
  • Ilmu dan teknologi, ilmu pangan dan kuliner, ilmu kesehatan
  • 4
  • Kamis
  • Komunikasi, majalah dan koran
  • 5
  • Jumat
  • Agama dan spiritual, psikologi
  • 6
  • Sabtu
  • Novel dan cerita, seni, hobi, humor

Dengan adanya penjadwalan buku bacaan serta banyaknya jenis buku bacaan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Selain itu, penjadwalan ini berfungsi sebagai pengatur tingkatan bacaan siswa sehingga dapat membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan. Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan penjadwalan buku bacaan siswa adalah sebagai berikut :

  1. Banyaknya jenis buku yang dibaca dapat membuka wawasan baru. Banyak hal-hal baru yang akan mereka temukan dalam sebuah bacaan. Hal-hal yang belum pernah mereka ketahui. Bahkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan.
  2. Membaca berbagai jenis buku dapat memberikan pencerahan baru pada pemikiran siswa. Saya yakin, tak jarang siswa dihadapkan suatu persoalan yang mereka pikir tak ada pemecahannya. Atau barangkali tak banyak pilihan pemecahan yang dapat ditempuh. Bisa juga mereka menjalani sesuatu dengan suatu rutinitas yang membosankan. Saya anjurkan pada Siswa: membacalah! Maka tanpa mereka duga akan menemukan pencerahan baru bagaimana memecahkan masalah tersebut atau mengubah sesuatu yang cenderung rutin dan membosankan itu. Tingkatkan kualitas kehidupan pribadi dengan membaca.
  3. Adanya buku pengetahuan umum, agama, komunikasi dan psikologi dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional, dan kepercayaan diri yang berpadu dengan kerendahan hati. Membaca akan membuka peluang siswa untuk menyerap sebanyak mungkin ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Membaca akan menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, kritis, analitis dan imajinatif. Melalui membaca siswa akan membentuk kemampuan berpikir lewat proses: menangkap gagasan/informasi, memahami, mengimajinasikan, menerapkan dan mengekspresikan.
  4. Buku - buku ekonomi dan bisnis serta biografi dapat membuat siswa menjadi seorang yang mandiri dalam berbagai hal serta dapat menumbuhkan sikap wirausaha dikalangan siswa

Kesimpulan dan Harapan Penulis 

Kesimpulan

Dari paparan di atas, budaya literasi sangat penting untuk ditingkatkan di lingkungan sekolah. Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya budaya literasi negara kita bila dibandingkan negara - negara lain. 

Hasil PIRLS 2011menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara. PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396, PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396. Survei UNESCO pada 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius (tinggi). 

Selanjutnya, Most Literate Nations in the World, Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. World Education Forum di bawah naungan PBB yang menempatkan Indonesia di posisi 69 dari 76 negara. Dilain pihak guru sebagai garda terdepan dalam pendidikan sering kali tersangkut kasus hukum dalam upaya meningkatkan disiplin sekolah. Hukuman fisik yang selama ini diterapkan dalam penegakan disiplin menjadi bomerang bagi guru.

Oleh karena itu, sudah selayaknya hukuman fisik diluar batas-batas normatif - edukatif harus di hapuskan dan diganti dengan hukuman membaca. Hal ini penulis anggap penting karena dapat meningkatkan budaya literasi sekolah dan menghidarkan guru dari jeratan hukum.

Dalam penerapannya di sekolah, seluruh hukuman fisik diganti dengan membaca dan menceritakannya, resume bab dan review book. Selain itu, buku bacaannya juga harus dibuat jadwalnya. Tujuannya adalah untuk membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan siswa.

Harapan Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun