Mohon tunggu...
Fajar Dwi Cahyaningrum
Fajar Dwi Cahyaningrum Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Saya adalah seorang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di salah satu sekolah swasta di Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Book

Apresiasi Karya Melalui Teks Ulasan

10 Maret 2023   15:45 Diperbarui: 10 Maret 2023   15:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TEKS ULASAN

 

Judul buku      : RONGGENG DUKUH PARUK

Penulis             : Ahmad Tohari

Penebit             : PT. Gramedia Jakarta

Tahun terbit   : 2003

Tebal                  : 406 halaman

 

Srintil adalah seorang anak yatim piatu yang ditinggal ayah dan ibunya ketika masih bayi. Ia diasuh oleh nenek dan kakeknya. Semasa kecil hingga masuk usia remaja, Srintil mulai menunjukkan ketertarikannya pada ronggeng. Berkat bakatnya tersebut, Srintil pun disiapkan untuk menjadi penari ronggeng menggantikan penari sebelumnya yang telah lama tiada.

Sebagai calon ronggeng, Srintil harus mengikuti rangkaian persembahan pada sesepuh Dukuh Paruk, Ki Secamenggala. Persembahan ini sebagai wujud penyempurnaan sebelum ia naik ke pentas. Ritual demi ritual yang melelahkan termasuk ritual 'Buka Klambu' membuat Srintil remaja kehilangan semua yang dimilikinya. Ia kehilangan kesuciannya dan juga kehilangan kekasihnya, Rasus.

Perasaan Rasus terhadap Srintil tidak bisa digambarkan dengan mudah. Bukan perasaan sekadar sebagai kakak, tapi juga bukan sebagai kekasih. Akibat rasa kecewanya terhadap tradisi Dukuh Paruk, Rasus pun meninggalkan Dukuh Paruk. Ia memilih untuk menjadi ajudan tentara Dawuhan dan menjadikan dirinya cukup kuat untuk hidup jauh dari bayangan almarhumah ibunya dan Srintil. Perginya Rasus juga meninggalkan duka mendalam bagi Srintil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun